Find Us On Social Media :

3 Siswa Dikucilkan Karena Derita HIV: Kisah-kisah Penderita HIV, Ada yang Diusir Ada yang Sampai Tiga Kali Pensiun

By Mentari DP, Selasa, 23 Oktober 2018 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com – Menurut laporan dari tribunnews.com pada Senin (22/10/2018), tiga siswa yang bersekolah di PAUD Welipa dan SDN 2 Nainggolan dilarang bersekolah dan terancam diusir dari Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. 

Hal ini dikarenakan ketiga anak yatim piatu tersebut terserang Human Immunodefiency Virus atau HIV.

Menurut laporan, ketiga bocah yang di antaranya seorang laki-laki dan dua perempuan tersebut berinisial H (11), SA (10), dan S (7).

Seperti yang kita tahu bahwa HIV adalah virus mematikan yang menular. Tidak heran, beberapa orang takut berada di dekat penderita karena takut tertular.

Baca Juga : Bocah Yatim Piatu Dikucilkan karena Idap HIV: Mengingat Cara 'Nekat' Putri Diana Demia Hapus Stigma Terhadap ODHA

Selain ketiga bocah tersebut, ada berbagai kisah penderita HIV di seluruh dunia. Di bawah ini contohnya.

Ada yang ditinggal keluarganya. Ada juga yang mampu melewatinya dengan semangat hidup yang besar.

Siapa sajakah mereka?

1. Andara

Andara sudah tiga tahun berada di Lentera bersama seorang adiknya yang juga positif HIV. Andara bukan berasal dari Solo, melainkan dari sebuah kota kecil di Jawa Timur.

"Dulu ibu saya juga sakit HIV, terus meninggal dunia. Sakitnya sama seperti saya, enggak bisa sembuh," kata Andara pada Intisari, Jumat (21/9/2018).

Saat itu, ibunya sudah menunjukkan gejala sakit yang sangat parah dan melihat kondisi ibunya sakit, ayah Andara malah pergi.

"Ya ayah saya pergi, nggak tahu ke mana. Sejak ibu mulai sakit parah, ayah tidak pernah pulang lagi,"

Hingga pada akhirnya ibunya menghembuskan nafas terakhir, Andara dan adiknya masih tinggal berdua saja.

Stigma keluarga besarnya terhadap keluarga kecil Andara yang semua positif HIV membuat keluarga besar menolak kehadiran mereka.

Tak hanya keluarga, warga sekitar Andara juga menolaknya.

Sebelum dijemput oleh Puger dan Yunus (pengurus Yayasan Lentera), Andara dan adiknya sempat mengalami pengusiran.

Hal ini disebabkan warga sekitar ingin Andara segera pergi sebab takut anak-anak mereka tertular HIV dari Andara dan adiknya.

Baca Juga : 3 Siswa SD yang Tertular HIV Mau Diusir, Ini Alasan Remaja Rentan Terkena HIV

2. Earvin ‘Magic’ Johnson Jr

Bila Anda penggemar basket, Anda pasti mengenalnya. Earvin 'Magic' Johnson Jr. lahir pada 14 Agustus 1959.

Johnson adalah seorang pemain bola basket profesional Amerika dan presiden basket Los Angeles Lakers dari National Basketball Association (NBA).

Dia bermain point guard untuk Lakers selama 13 musim.

Dia memenangkan kejuaraan dan NBA Final Most Valuable Player Award di musim rookie-nya, dan memenangkan empat kejuaraan dengan Lakers selama tahun 1980-an.

Namun pada masa kejayaannya Johnson pensiun tiba-tiba pada tahun 1991. Johnson mengumumkan bahwa dia telah tertular HIV.

Akan tetapi secara ajaib dia kembali bermain di Permainan All-Star 1992 bahkan memenangkan Penghargaan MVP All-Star.

Namun sayangnya, dia mendapatkan banyak protes sesama pemain. Akibatnya Johnson kembali pensiun selama empat tahun.

Tidak ingin berdiam diri begitu saja, pada tahun 1996 saat ia berusia 36 tahun, dia kembali ​​untuk memainkan 32 pertandingan untuk Lakers sebelum pensiun untuk ketiga kalinya dan yang terakhir.

Pernah dalam sebuah konferensi pers, sambil memamerkan senyum khasnya, Johnson berjanji menjadi juru bicara untuk pencegahan AIDS.

Baca Juga : Tiga Bocah Yatim Piatu Dikucilkan karena Idap HIV, Padahal Penularan HIV Tidak Semudah yang Dibayangkan

3. Reni

Reni mengaku tidak tahu kondisi status HIV dirinya. Hingga di tahun 2011, dia dan suami pergi untuk mengikuti tes HIV dan ternyata hasilnya adalah positif.

Setelah mendengar kabar tersebut, pada mulanya Reni cukup tertekan.

Namun, dia tidak merasa lelah dan kewalahan dengan beban sebagai orang yang hidup dengan HIV karena dia menerima dukungan dan motivasi dari keluarga. 

Menurut Reni, ibunya selalu selalu memberikan dukungan dan bimbingan spiritual.

Begitu juga dengan suami saya yang terus memberikan dorongan untuk bertahan dan menerima segala sesuatu yang terjadi dengan ikhlas.

Reni juga berkontribusi di komunitas dan bekerja secara sukarela di klinik dengan cara membantu para dokter dan perawat yang merawat para pasien yang memerlukan dorongan semangat untuk mengkonsumsi ARV. 

Di sore hari, Reni mengajar anak-anak kecil yang tinggal di kampungnya dan sebulan sekali rutin mengikuti kelompok pengajian bersama para ibu rumah tangga lainnya yang tergabung di dalam komunitas.

HIV mungkin memang virus mematikan. Namun bukan berarti kita dapat mengucilkan penderitanya. Apalagi jika keluarga kita yang mengalaminya.

Jadi, berilah dukungan moral kepadanya agar ia bisa bangkit dan melanjutkan hidup.

Baca Juga : Ajak Kencan Istri Orang Sekaligus Ancam Keluarganya, Dukun Ini Akhirnya Tewas Dalam Duel Maut