Find Us On Social Media :

Ikut Proyek Jet Tempur Korean Fighter Xperimental, Indonesia Malah Nunggak Rp3 triliun

By Intisari Online, Selasa, 23 Oktober 2018 | 08:00 WIB

Intisari-Online.com - Korea Selatan (Korsel) menyatakan Indonesia masih punya tunggakan atas program bersama pengembangan dan pembangunan jet tempur.

Diwartakan kantor berita AFP Senin (22/10/2018), jumlahnya mencapai 200 juta dollar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 3 triliun.

Pada 2016, Indonesia menandatangani kesepakatan proyek Korean Fighter Xperimental (KF-X), dan bertindak sebagai mitra yunior.

Nantinya, Jakarta bakal menanggung 20 persen biaya yang dilaporkan menelan 7 triliun dollar AS, atau sekitar Rp 106.337 triliun.

Baca Juga : Pesawat Siluman F-20 Rusak Parah tapi Bukan oleh Jet Tempur Lawan

Indonesia bakal menerima satu prototipe jet tempur multi-peran tersebut serta 100 pekerja ambil bagian dalam proses pengembangan dan produksi.

Badan Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), lembaga Korsel yang menangani pembelian peralatan militer berkata, Indonesia tak membayar tanggungan pada 2017.

"Kami berencana melaksanakan negosiasi lanjutan untuk mencari solusi terkait kontribusi Indonesia," ujar juru bicara DAPA dalam keterangan resmi.

Baca Juga : Meski Pendeta AS Telah Dibebaskan Turki, Mengapa AS Tak Jadi Kirim Jet Tempur Siluman F-35 Ke Turki?

Meski begitu, juru bicara DAPA melanjutkan program bakal tetap berjalan jet tempur KF-X bisa melindungi angkasa Korsel pada 2026 mendatang.

Di sisi lain, Menko Polhukam Wiranto menuturkan, Presiden Joko Widodo memutuskan melakukan negosiasi ulang kontrak dan kesepakatan.

Wiranto menyebut ekonomi menjadi alasan utama karena penurunan nilai tukar rupiah membuat proses pembayaran biaya menjadi lebih mahal.

Baca Juga : Gegara Penumpang Berkelahi di Pesawat, Angkatan Udara Belanda Kirim 2 Jet Tempur F-16

Dia menjelaskan, pemerintah tengah menjajaki alternatif lain. "Ini belum final karena kami masih butuh waktu. Semoga bisa diselesaikan kurang dari setahun," paparnya.

KF-X merupakan program untuk membangun 120 jet tempur buatan "anak negeri" guna menggantikan jet tempur F-4 dan F-5 AS yang mulai usang.

Industri Korea Aerospace dan raksasa produsen senjata Lockheed Martin merupakan kontraktor utama proyek, dengan General Electric menyuplai mesinnya.

Baca Juga : Kekuatan Baru AL Inggris Jet Tempur F-35B dan Kapal Perang HMS Queen Elizabeth, Ini Kehebatan Keduanya