Find Us On Social Media :

Festival Gandrung Ditolak Ormas: Mengenal Gandrung Banyuwangi, Tarian 'Sakral' yang Mudah Bikin Orang Tergila-gila

By Ade Sulaeman, Kamis, 18 Oktober 2018 | 15:15 WIB

Intisari-Online.com – Gandrung Banyuwangi menjadi pembicaran setelah rencana Pemkab Banyuwangi menggelas Festival Gandrung Sewu 2018 ditolak sebuah organisasi massa.

Ya, Gandrung Banyuwangi memang merupakan warisan seni dan budaya asli masyarakat Banyuwangi.

Ada cerita panjang di balik tarian yang semula dilakukan oleh pria dan ditujukan sebagai persembahan kepada Dewi Sri sang pelindung pertanian ini.

Kisahnya diuraikan oleh Bambang Prakuso di majalah Intisari edisi Mei 2009 dalam artikel berjudul Gandrung Banyuwangi Coba Mendunia berikut ini.

Baca Juga : Antar Anak Sekolah Pakai Ferarri 488 Seharga Rp10 Miliar, Ayah ini 'Didepak' dari Grup WeChat

Semula tari persembahan kepada Dewi Sri sang pelindung pertanian. Sifatnya sakral, perlu sesajian sebelum mementaskannya.

Sekarang, gandrung adalah tari pergaulan yang biasa dipertunjukkan kepada para turis atau digelar di festival tari antarbangsa. Gandrung lantas memberi kehidupan bagi banyak orang.

--

Seorang perempuan muda, dengan busana mirip penari serimpi bermahkota omprok, menari gemulai. Tangan terayun, berputar, sesekali menyibakkan selendang yang menjuntai di lehernya.

Gerakannya mengepak bagaikan burung, dan tubuhnya meliuk bagai ular. la seperti menggoda pria lawan tarinya (pemaju). Namun ketika sang pemaju mendekatkan muka seolah-olah hendak mencium, si penari mengelak.

Itulah gandrung. Gerakannya bisa sangat sensual, bisa pula mencirikan tubuh yang lentur namun bertenaga. Tariannya disebut gandrung, sang penari pun, karena kebiasaan turun-temurun, juga disebut gandrung.

Baca Juga : Tak Perlu Panik, Lakukan Ini Jika Tersedak Jarum Pentul atau Duri Ikan

Ditanggap untuk Meramaikan Hajat