Advertorial
Intisari-Online.com - Setelah China, kini giliran India yang jadi sasaran pemberian sanksi karena dianggap telah bekerja sama dengan 'musuh' AS.
Kamis (11/10) kemarin, Donald Trump berjanji India akan segera melihat keputusannya mengenai hukuman yang akan diterima India setelah memutuskan untuk membeli rudal S-400 dari Rusia.
Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, Pemerintah AS sangat berhati-hati perihal keputusan India untuk membeli minyak dari Iran dan rudal Rusia S-400.
Nauert mencatat bahwa dia sebelumnya telah melihat laporan India yang terus membeli minyak dari Iran, topik yang dia katakan telah dibicarakan selama kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke India bulan lalu.
Baca Juga : Donald Trump Jadi Bahan Tertawaan Gegara Ada Tisu Toilet yang Nyangkut di Sepatunya
Nauert mengatakan bahwa Trumpakan mengurus hal tersebut.
Pernyataan Nauert datang setelah Trump berjanji bahwa India 'akan segera mengetahui' keputusannya meluncurkan langkah-langkah hukuman di bawah CAATSA setelah India memutuskan menghabiskan lebih dari $AS 5 miliar untuk rudal S-400 Rusia.
Ketika ditanya kapan tepatnya India akan mendapat ganjaran, Trump berkata: "Kamu akan lihat. Lebih cepat dari yang kamu kira."
Meskipun negara-negara yang melakukan transaksi dengan 'musuh' AS tunduk pada sanksi di bawah CAATSA, sebenarnya Trump memiliki hak untuk memberikan pembebasan pada India.
Oleh karena itu, AS dapat memilih untuk secara efektif mengabaikan kesepakatan senjataantara India dengan Rusia.
Baca Juga : Amerika Serikat Bertemu Taliban di Qatar, Ini yang Mereka Bicarakan
Juru bicara Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia dan India telah menandatangani kesepakatan senilai $AS 5,4 miliar (Rp82triliun) untuk rudal S-400 Rusia.
Kesepakatan itu telah dicapai selama kunjungan Putin ke India untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Dalam perkembangan terpisah, Menteri Perminyakan India Dharmendra Pradhan mengatakan bahwa India akan terus mengimpor minyak mentah dari Iran bulan depan.
Baca Juga : Keluarga Putri Eugenie dan Sejarah Panjang Skandal Kerajaan Inggris
Seperti yang diketahui, Iran sebelumnya juga diputuskan akan memperoleh sanksi ekonomi dari AS.
Pada 8 Mei, Trump mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan berjanji untuk memberikan sanksi pada Iran.
Dia juga mendesak negara-negara lain untuk berhenti membeli minyak Iran dari tanggal 4 November dan mengancam akan menggunakan sanksi terhadap mereka yang menolak untuk melakukannya.
Pradhan berkata bahwa India telah memikirkan secara keseluruhan berkaitan dengan sanksi-sanksi akan berlaku pada 4 November.
Baca Juga : Beruntungnya Pasangan Kekasih Ini yang Memenangkan Lotere Senilai Rp19 Miliar tapi Takut Mengambil Uangnya
India juga telah berdiskusi dengan banyak mitra dan sekutu di seluruh dunia mengenai sanksi yang dijatuhkan pada negara yang membeli minyak dari Iran.
Sebelumnya, India dilaporkan memiliki kontrak untuk 1,25 juta metrik ton minyak mentah Iran untuk diimpor pada bulan November.
Pada bulan September, India dan Iran menandatangani perjanjian yang akan memungkinkan mereka menjatuhkan sanksi AS pada sektor energi Iran, yang mulai berlaku pada 4 November.
Berdasarkan kesepakatan itu, pemerintah India akan melakukan pembayaran untuk pengiriman minyak dari Iran dalam mata uang rupee.
Sementara Iran bisa menggunakan rupee ini untuk membayar impor dari India.
Baca Juga : Link Live Streaming Madura United vs Persija Jakarta: Saling Sikut Merebut Posisi 2 Klasemen Sementara