Find Us On Social Media :

Amerika Serikat Bertemu Taliban di Qatar, Ini yang Mereka Bicarakan

By Intisari Online, Sabtu, 13 Oktober 2018 | 20:00 WIB

Dengan kata lain, adalah jika ada seorang Muslim yang melawan mereka, mereka mungkin dipandang sebagai lawan Islam juga.

Salah satu aksi al-Qaeda yang paling terkenal adalah serangan teroris 9/11 pada tahun 2001 di New York yang menewaskan 2.977 orang.

Kelompok ini memandang Barat dan budaya lainnya sebagai ancaman terhadap Islam, dan tujuan utamanya adalah mendirikan negara Islam berdasarkan hukum Syariah.

Taliban

Taliban berbeda dari al-Qaeda karena banyak dari prinsip-prinsip mereka berasal dari cara hidup suku Pashtun tradisional di Afghanistan, meskipun keduanya mempraktekkan cabang-cabang Islam Sunni.

Kelompok ini menjadi terkenal di Afghanistan pada musim gugur 1994 dan memerintah di negara itu selama 5 tahun, dari 1996 sampai 2001.

Taliban berarti 'mahasiswa' dalam bahasa Arab dan secara luas berspekulasi bahwa kelompok ini pertama kali muncul dari seminari keagamaan yang mengajarkan variasi ketat Sunni Islam.

Mereka awalnya berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan melalui hukum Syariah di daerah Pashtun di Pakistan dan Afghanistan.

Namun, kelompok ini memberlakukan undang-undang yang sangat ketat. Contoh perempuan di atas usia 10 tahun dilarang menerima pendidikan, menonton televisi, dan menggunakan media sosial.

ISIS

ISIS atau Negara Islam tersebut didirikan pada tahun 2014, dalam beberapa minggu setelah Mosul ditangkap ketika komandan Taliban membelot dan bersumpah setia kepada pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi.

Para komandan pemberontak kebanyakan adalah mereka yang tidak puas dengan kepemimpinan Mullah Mohammed Omar, yang pada saat itu memimpin Taliban.

Meskipun media banyak menceritakan kisah-kisah ISIS selama beberapa tahun terakhir, tapi untuk saat ini kelompok Talibanlah yang masih memiliki pengikut lebih besar.

Hanya saja, kelompok-kelompok Taliban mengajarkan bentuk cabang Deobandi yang sebenarnya tidak begitu ekstrim untuk dipraktekkan dibanding apa yang telah dilakukan ISIS dan al-Qaeda.

Lalu jika Taliban dan al-Qaeda lebih berlatih perang gerilya, taktik SIS jauh lebih mirip dengan pasukan militer biasa. Inilah yang membuat mereka sangat sulit untuk menghadapi.

ISIS juga telah berhasil memanfaatkan kekuatan media sosial dengan cara yang tidak dimiliki kelompok teroris sebelumnya.

Dengan menggunakan YouTube, Twitter, dan WhatsApp, kelompok ini mampu menyebarkan propaganda teroris yang mengundang orang-orang muda untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan melawan budaya Barat.