Find Us On Social Media :

Pada 1969 Rusia dan China Hampir Saja Berperang tapi Urung Terjadi Gara-gara Orang Amerika

By Intisari Online, Sabtu, 13 Oktober 2018 | 18:15 WIB

Baca Juga : Pakistan Beli Pesawat Mematikan China untuk Saingi S-400 Rusia yang Dibeli India, Perang Dunia III di Depan Mata?

Pertanyaannya kemudian, kenapa China melakukan provokasi terhadap tetangganya yang jauh lebih kuat itu?

Segera setelah kejadian saling serang itu, baik China maupun Soviet telah bersiap untuk perang.

Tentara Merah langsung dikerahkan ke Timur Jauh sementara PLA juga sudah bersiaga penuh.

Secara teknologi, Soviet unggul jauh dari China. Tapi jangan salah, saat itu Beijing telah membangn tentara terbesar di dunia.

Di saat yang bersamaan, Tentara Merah juga memusatkan kekuatannya di Eropa Timur, bersiap-siap jika sewaktu-waktu konflik dengan NATO meletus.

Meski unggul dalam jumlah tentara, bukan berarti China bisa unggul dari tetangganya itu.

Saat itu, China tidak punya logistik dan kekuatan udara yang memadai untuk menguasai sejumlah wilayah Soviet. Terlebih lagi, perbatasan kedua negara itu sangat panjang, sehingga Soviet bisa dengan mudah menghajar China.

Dengan begitu, di atas kertas Soviet sepertinya akan mudah mengatasi China.

Tapi … China saat itu sudah punya nuklir!

China pertama kali menguji perangkat nuklirnya pada 1964—secara teoritis ini menguntungkan.

Tapi, sistem nuklir China masih punya kendala dalam sistem peluncurannya. Selain itu, rudal-rudal China juga tidak memiliki jangkauan untuk menyerang sasaran-sasaran vital Soviet di Rusia Eropa.