Find Us On Social Media :

Pada 1969 Rusia dan China Hampir Saja Berperang tapi Urung Terjadi Gara-gara Orang Amerika

By Intisari Online, Sabtu, 13 Oktober 2018 | 18:15 WIB

Intisari-Online.com - Orang Amerika cenderung mengingat krisis rudal Kuba sebagai momen paling berbahaya dalam masa Perang Dingin.

Meskipun krisis itu tergolong serius, nyatanya berhasil diredam baik oleh Washington maupun Moskow.

Tujuh tahun kemudian, persisnya pada Maret 1969, kontingen Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) RRC menyerang pos perbatasan Soviet di Pulau Zhenbao.

Penyerangan itu setidaknya menewaskan puluhan orang dan melukai banyak lagi yang lainnya.

Insiden itu, tak pelak menggiring China dan Rusia ke jurang peperangan—bahkan pengerahan senjata nuklir.

Baca Juga : Miliki 6 Paspor Palsu, Mantan Mata-mata Soviet Ini Ungkap Liciknya KGB

Tapi setelah dua minggu bentrokan, konflik itu bubar. Cerita mungkin akan berbeda jika konflik di perbatasan itu tidak kunjung mereka.

Insiden di Pulau Zhenbao menjadi titik nadir hubungan Soviet dan China.

Hanya 10 tahun sebelumnya, dua negara besar itu bersama-sama bergandengan tangan sebagai benteng kekuatan komunis di dunia.

Tapi seiring waktu, karena sama-sama ingin mendapat legitimasi sebagai negara komunis terkuat, kedua hubungan kedua negara pun tampak merenggang.

Perpecahan wilayah sejak zaman Tsar hingga batas negara yang sangat panjang sehingga memunculkan banyaknya zona abu-abu membuat hubungan keduanya semakin meruncing.

Dan insiden di Pulau Zhenbao adalah puncak dari persoalan-persoalan kecil itu.

Setelah serbuan PLA, Soviet pun membalasnya dengan serangan yang tak kalah brutal. Ada desas-desus yang mengatakan bahwa China memang sengaja memancing keributan.