Yang terpenting, Atiqah tak meninggalkan putri tercintanya begitu saja.
“Kami paling diskusikan pertimbangan-pertimbangan untuk Salma. Kayak misalnya waktu itu ada tawaran kerja tapi ternyata menyulitkan aku membawa Salma, Rio kasih pertimbangan lebih baik jangan. Dia tipe membebaskan tapi dengan tanggung jawab, juga enggak melupakan Salma sebagai prioritas,” kata Atiqah.
Baca Juga : Kisah Fathom Saulina: Anak Ratna Sarumpaet yang Pernah Mendekam di Penjara Bersama Ibunya
MOMEN BERHARGA
Atiqah lantas tak hanya berdiam diri di rumah. Ia terus mengembangkan kariernya di dunia hiburan meski belakangan ini harus fokus terlebih dahulu dengan sang anak, Salma Jihane Putri Dewanto.
“Meski sudah ada suami, tetap saja, bagaimana pun aku harus ikut berkontribusi untuk keluargaku. Enggak bergantung sama suami sepenuhnya,” ungkap Atiqah.
“Menurut aku, mandiri itu dapat bertanggung jawab sebisa mungkin atas tindakan yang aku pilih. Walaupun yang namanya manusia pasti ada dalam hidupnya melakukan kesalahan, sebisa mungkin semua pilihannya itu bisa dipertanggungjawabkan,” lanjutnya.
Selain soal kemandiriannya, Atiqah juga bercerita tentang prosesnya melewati usia 30 tahun beberapa tahun silam.
Yang menarik, ia sebetulnya tak terlalu memikirkan soal umur lantaran merasa selamanya tetap berjiwa muda.
Satu hal yang dilaluinya, yakni melakukan refleksi terhadap diri sendiri.
“Aku mengulas sejauh mana hidup aku sudah berguna untuk orang lain, buat orang terdekat di lingkungan kita, termasuk orang-orang yang kita cintai. Jadi lebih ke refleksi diri sendiri, sih. Dulu waktu masih belasan tahun masih mikirin diri sendiri saja, sekarang diusia 30-an pasti sudah memikirkan orang lain, kita sudah bermanfaat belum buat mereka,” ungkapnya.
Refleksi diri pun merupakan salah satu cara untuk mulai menghargai diri sendiri.