Find Us On Social Media :

Kamagasaki, Kota Paling Kumuh di Jepang yang Sengaja Dihilangkan dari Peta agar Tak Dikunjungi

By Aulia Dian Permata, Kamis, 4 Oktober 2018 | 13:45 WIB

Intisari-Online.com - Jepang adalah negara yang terkenal dengan kedisiplinan, kecanggihan teknologi serta budaya bersih warganya.

Bahkan budaya bersih ini tercermin saat para pendukung tim nasional Jepang berlaga di Piala Dunia 2018 di Rusia.

Para suporter Jepang membersihkan tribun penonton usai menonton pertandingan tanpa diminta oleh siapa pun.

Namun ungkapan tak ada gading yang tak retak ternyata juga berlaku di Jepang.

Baca Juga : Benarkah Keberadaan Kecoak Tanda Rumah Bersih? Begini Penjelasannya

Ada sebuah daerah yang sengaja dihapuskan dari peta untuk mencegah wisatawan mengunjungi daerah ini.

Nama kota Kamagasaki mungkin terdengar janggal, atau malah tidak pernah Anda dengar.

Kota ini sebenarnya bernama Airinchi-ku, namun masih banyak disebut sebagai Kamagasaki seperti nama kota ini dulu sebelum tahun 1966.

Menapakkan kaki ke Kamagasaki akan terasa begitu berbeda dari daerah lain di Jepang. Kamagasaki terletak di sekitar wilayah Osaka.

Baca Juga : Mobil Listrik yang Bisa Melaju Sejauh 27 Meter Hanya dalam 2 Detik Ini Dijual Seharga Rp60 Miliar, Berminat?

Awalnya, daerah ini memang sebuah daerah yang dikhususkan untuk pengerjaan proyek Shinsekai.

Karena proyek ini berskala besar, tentu butuh banyak buruh.

Setelah Shinsekai usai dibangun, pemerintah Osaka meminta para buruh kembali ke daerah asal mereka.

Mereka menolak dan tetap tinggal di Kamagasaki.

Baca Juga : Jangan Suka Berbohong, Ini 7 Hal yang Terjadi pada Pembohong, Salah Satunya Dikucilkan

Para buruh yang telah menganggur berkumpul di kota kecil ini dan membuat kota ini seolah tidak mengalami kemajuan apa pun.

Keadaan makin memburuk pascaperang Jepang. Kamagasaki berada di ambang kemelaratan dan menjadi rumah bagi para berandalan dan pengangguran.

Hingga kini, puluhan ribu pengangguran masih ada di sana.

Mereka kerap mengantre di pusat lowongan pekerjaan yang ada di Kamagasaki (Airin) meski tak jarang pulang dengan tangan kosong.

Sore hari, para penduduk akan datang ke pusat kesejahteraan warga untuk mengambil jatah konsumsi dari pemerintah.

Lalu mereka akan berebut mencari tempat tidur yang nyaman saat hari beranjak malam.

Untung-untungan, tak semua bisa menikmati tidur di tempat yang nyaman dan hangat.

Meski begitu, mereka tetap menjalani kehidupan yang terlihat kurang menyenangkan itu.

Jika Anda berniat untuk mengunjungi Kamagasaki, sebaiknya Anda tidak datang sendiri dan terus berhati-hati.

Banyak penduduk yang agresif dan mudah tersinggung jika ada orang asing yang datang mendekat.

Anda juga tidak diperkenankan memotret para tunawisma ini tanpa seizin mereka.

Baca Juga : Cerita Heroik Fahmi, Selamatkan Istrinya yang Hamil Tua Saat Gempa dan Tsunami Melanda Palu