Find Us On Social Media :

'Saya Suruh Dia Lari Cepat, Tapi Dia Tersapu Ombak,' Kata Puteri Pratiwi Korban Gempa dan Tsunami Palu

By Mentari DP, Selasa, 2 Oktober 2018 | 17:30 WIB

Intisari-Online.comPuteri Pratiwi sedang berada di rumah sepupunya, Ita, saat gempa dan tsunami menerjang Palu pada Jumat (28/9) sore.

Gadis berusia 18 tahun merasakan tanah bergoncang hebat di kota kelahirannya itu.

Ketika goncangan berhenti dan dia masih dalam keadaan terkejud, dia melihat ombak mengerikan sedang menuju ke tempatnya berada.

“Aku berteriak pada sepupuku, ‘Ayo lari cepat! Lari’,” ucap Puteri yang ditemui CNN di tempat tidurnya di Rumah Sakit Undata di Palu pada Selasa (2/10).

Baca Juga : Bantu Penanganan Gempa dan Tsunami Sulteng, 5 Negara Ini Siap Pinjamkan Hercules

Puteri selamat dari tsunami dengan memegang sebuah pilar walau air ombak terus menghantam tubuhnya.

Nahasnya, tiga hari pascagempa, dia mendapat informasi bahwa sepupunya tewas karena tsunami.

Selain Puteri, ada juga Nurjati Katili, seorang ibu rumah tangga yang sedang merawat keponakannya, Mohammed (7). Sementara ibu dan adik laki-laki Mohammed sampai sekarang masih belum ditemukan.

"Dia sangat sedih. Dia bilang dia sangat kangen pada ibu dan adik laki-lakinya," kata Nurjati kepada CNN.

"Dia tidak mau makan. Lebih pendiam daripada sebelumnya.”

Puteri, Nurjati, dan Mohammaed hanyalah sebagian kecil dari banyak pasien yang dirawat di rumah sakit akibat gempa 7,4 SR dan tsunami setinggi tiga meter yang menimpa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Bahkan hingga hari ini, menurut kompas.com, sudah ada 1.234 korban yang telah dikonfirmasi tewas dalam bencana ini.

Baca Juga : Salut! Korban Gempa Lombok Jual Pisang demi Bantu Korban Gempa Palu Donggala

Dan angka tersebut kemungkinan bertambah karena masih ada puluhan jenazah di jalan-jalan di Palu dan Donggala yang masih belum dievakuasi.

Sementara untuk mereka yang sudah dikonfirmasi identitasnya atau setidaknya telah ditemukan akan dikubur secara massal untuk mencegah penyebaran penyakiy.

Di Rumah Sakit Undata sendiri, ada lebih dari 100 mayat masih tergeletak di halaman di luar rumah sakit setelah beberapa hari gempa.

Tidak heran bau busuk sangat kuat jika angin bertiup sangat kencang.

Kejadian mengerikan ini memberikan trauma yang besar bagi warga di Donggala dan Palu.

Akibatnya mereka takut masuk ke dalam rumah. Namun di sisi lain mereka takut berada di luar rumah karena takut tsunami akan datang lagi.

Belum lagi fasilitas yang hancur dan sulitnya pasokan makanan ke daerah-daerah yang tidak bisa diakses.

Baca Juga : Polisi Akhirnya Berhasil Menangkap 45 Penjarah Setelah Gempa di Palu