Penulis
Intisari-Online.com - Aksi penjarahan toko, bahkan SPBU di Kota Palu, Sulteng oleh warga terus terjadi usai bencana gempa bumi dan tsunami pada Jumat (28/9) lalu.
Bahkan saat tim Tribun mengabadikan gambar penjarahan di SPBU di jantung kota Palu, warga sempat melarang hal tersebut.
Satu warga Palu yang tidak mau disebutkan identitasnya mengaku, aksi penjarahan itu sudah berlangsung sejak Sabtu (29/9) malam.
"Sudah dari malam (Sabtu-Red) penjarahan warga, belum ada yang ditangkap. Kalau SPBU yang dijarah di Jalan Ki Hajar Dewantara sama Jalan M Yamin," katanya, Minggu (30/9).
Baca Juga : Pilih Selesaikan Azan Magrib, Agil Wafat Tertimpa Reruntuhan Masjid Akibat Gempa di Palu
Warga tidak hanya menyasar toko-toko dan SPBU, tapi warga yang diketahui masih terbilang muda juga menjarah mesin ATM di beberapa titik di Palu.
Bahkan, di SPBU Jalan Kartini Kota Palu warga saling berebut mengisi BBM yang dijarah. Mereka mengambil BBM dengan botol air mineral ukuran satu liter hingga jeriken besar, bahkan galon besar.
Mereka terpaksa menjarah untuk kebutuhan akomodasi kendaraan mencari keluarga yang hilang dan membantu evakuasi korban.
Sementara itu minimarket dekat Hotel Blue Western, Kota Palu juga tidak luput dari aksi penjarahan warga. Mereka saling berebut masuk untuk mengambil makanan dan minuman.
Terlihat beberapa orang dari mereka menggotong kardus besar mi instan, air mineral, dan lain sebagainya.
Seorang warga menuturkan, terpaksa melakukan hal itu lantaran stok logistik yang minim karena gempa bumi dan tsunami. "Makanan tertimbun semua, stok kami habis," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Adapun, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengklarifikasi berita yang menyebutkan pemerintah mengizinkan warga mengambil barang dari toko-toko pasca terjadinya gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Ia kemudian menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Tjahjo berujar, dirinya tengah berada di Kota Palu, dan saat penjarahan terjadi dirinya sedang berada di sekitar area bandara.
Baca Juga : Memeluk Pohon Ternyata Memiliki Manfaat Luar Biasa, Apa Saja?
Dalam rapat dengan pemda setempat, mendagri meminta Gubernur Sulteng agar secepatnya membantu masyarakat yang sedang butuh bantuan, terutama makanan dan minuman.
"Dalam rapat saya minta pemda memfasilitasi pembelian minuman dan makanan di toko yang menjual. Berikan dulu kepada pengungsi dan yang dirawat di rumah sakit," ujarnya.
"Cari yang punya toko dibeli dulu dan saya minta pengawalan Satpol PP dan Polri, kemudian bagikan makanan tersebut," ucapnya.
Tjahjo juga meminta kepada Gubernur Sulteng untuk bergotong royong membeli minuman dari toko yang tutup. Dirinya pun bahkan turut bergotong royong menyumbang dana untuk membeli makanan dan minuman untuk menolong warga dalam situasi darurat.
"Kondisi darurat makan minum belum masuk. Ya bantu masyarakat yang perlu makan minum. Dan saya minta langsung ke Gubernur untuk beli minuman dari toko yang tutup dengan uang gotong royong. Mendagri ikut beli juga," ujarnya.
Intinya, Tjahjo menyatakan, saat ini kondisinya serba darurat, penanganan yang cepat amat diperlukan. Apapun yang bisa dilakukan untuk meringankan warga harus segera dilakukan.
Soal foto-foto yang menampilkan warga menaiki truk tangki untuk mengambil bahan bakar minyak (BBM), Tjahjo berujar, aksi itu disebabkan listrik mati, sehingga tidak ada cara untuk menyalurkan BBM kepada pembeli.
Adapun, memasuki hari ketiga pascagempa berkekuatan 7,4 SR, masyarakat Kota Palu dan Donggala mengalami krisis pangan dan air bersih. Di beberapa tenda pengungsian, umumnya orang tua, ibu-ibu dan anak-anak mencari pasokan makanan.
Baca Juga : Bandoeng Holland in De Tropen, Masihkah Kota Bandung Menyimpan Bangunan Tua Bersejarah?
Tak hanya itu, gempa yang menyebabkan tsunami itu juga membuat aliran listrik padam dan terhentinya air bersih dari pipa-pipa PDAM.
Satu anggota Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjelaskan, tak jarang pula warga bersitegang dengan relawan yang bertugas demi untuk bertahan hidup.
"Kami ini butuh makan, keluarga kami bisa mati karena hanya terus diminta untuk bersabar dan menunggu" kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Seorang warga di Palu mengungkapkan, dirinya dan keluarga saat ini sangat kesulitan air bersih. Bahkan, ia juga menyebut stok gas elpiji menipis dan langka.
Warga yang enggan disebutkan namanya itu berujar, untuk sebuah botol air minum 500 ml, para penjual yang masih berdagang membanderolnya dengan harga Rp 15 ribu.
"Roti kecil saja dihargai hingga Rp 10 ribu. Situasi sangat tidak terkendali, kami kebingungan," tukasnya. (Tribun Network/ali/san/mal/wly)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Warga Jarah Minimarket dan SPBU