BUOY, Pelampung Detektor Tsunami di Indonesia Sudah Rusak Semua Sejak 2012, Kok Dibiarkan Saja?

Aulia Dian Permata

Penulis

BUOY Tsunami, pelampung pendeteksi tsunami di seluruh perairan Indonesia dianggap sudah rusak sejak tahun 2012.

Intisari-Online.com - Gempa dengan kekuatan 7,4 SR mengguncang Palu dan sebabkan gelombang tsunami pada Jumat (28/9) sore.

Kedatangan tsunami kali ini sempat tak terdeteksi meski ada stasiun pasang surut dan detektor tsunami yang disebut tsunami buoy.

Buoy merupakan sistem peringatan dini tsunami yang berbentuk laiknya pelampung dan berada di tengah laut di berbagai titik perairan Indonesia.

Ini salah satu opsi teknologi yang disebut bisa mendeteksi tsunami secara dini dan sangat cepat.

Baca Juga : Sudah Pasang Detektor, Kenapa Tsunami di Palu Tetap Tak Terdeteksi? Ini Jawaban Badan Informasi Geospasial

Namun sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN), Sutopo Purwo Nugroho pada Minggu (30/9/2018).

"Enggak ada buoy tsunami di Indonesia. Sejak tahun 2012, buoy tsunami sudah tidak ada yang beroperasi, sampai sekarang ya tidak ada," kata Sutopo.

"Buoy tsunami memang diperlukan untuk memastikan bahwa tsunami ada sekaligus sebagai bagian sistem peringatan dini tsunami yang didasarkan pada pemodelan," lanjutnya.

Buoy yang tidak berfungsi diperkirakan tidak beroperasi lagi karena keterbatasan anggaran.

Baca Juga : Sesar Palu Koro, Belah Pulau Sulawesi jadi 2 dan Paling Berpotensi Sebabkan Gempa serta Tsunami di Palu

Namun menurut Sutopo, ia tak tahu informasi lebih detail karena itu sepenuhnya adalah kewenangan BMKG.

"Kok dari 2012 sampai sekarang belum diadakan lagi? Mungkin sangat terkait dengan pendanaan. Kalau kita melihat ya pendanaan turun setiap tahun,"

"Dulu sempat hampir mendekati Rp2 triliun, tapi tahun ini hanya Rp 700 juta," ungkap Sutopo.

Menurut Sutopo, buoy sangat diperlukan oleh Indonesia.

"Wilayah Indonesia sangat rawan tsunami. Kejadian tsunami juga sering terjadi dan menimbulkan banyak korban. Di satu sisi, pengetahuan masyarakat terhadap antisipasi tsunami masih sangat minim," pungkas Sutopo.

Hingga berita terbaru diturunkan, korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu telah mencapai 832 orang.

Baca Juga : Balita Korban Tsunami Palu Terpisah dari Orangtuanya dan Ditemukan Warga di Saluran Air

Artikel Terkait