Penulis
Intisari-Online.com - Gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala dan Palu tak hanya memicu kepanikan masyarakat, namun juga para tahanan di rumah tahanan (rutan).
Para tahanan di rutan Klas II B, Donggala, mengamuk dan membakar bangunan karena tuntutan mereka tidak dipenuhi petugas.
Gempa 7,4 SR di Donggala itu membuat 342 penghuni rutan Klas II B di Donggala panik dan marah.
Akibat kerusuhan itu, kurang lebih 100 narapidana dilaporkan kabur.
Baca Juga : Inilah Bukit Nirbaya, Lokasi Eksekusi Mati Narapidana di Nusakambangan yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri
Kemarahan napi bermula karena tuntutan mereka untuk dibebaskan agar bisa bertemu dengan keluarga ditolak oleh petugas.
Padahal, para napi ingin mengetahui nasib keluarga mereka setelah gempa dan tsunami di Donggala dan Palu.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Rutan IIB Donggala Saifuddin mengatakan di lokasi kejadian, Sabtu (29/9/2018), "Ricuh dipicu keinginan warga binaan dibebaskan untuk bertemu dengan keluarganya. Ada 100 narapidana dan tahanan diperkirakan kabur."
Baca Juga : Sebelum Diekspor Udang Jepang Dibuat Pingsan Dulu Agar Tidak Stres dalam Perjalanan
Upa pengendalian kerusuhan sudah dilakukan dengan mengerahkan ratusan personel Brimob dari Polda Sulawesi Tengah.
Namun, minimnya mobil pemadam kebakaran yang tiba di rutan membat api tidak terkendali. Rutan Donggala pun rata dengan tanah.
Ruang terdepan di gedung utama ludes terbakar, sehingga rutan tak bisa lagi menampung para tahanan yang masih berada di rutan.
Baca Juga : Jangan Ulangi Lagi, Ternyata Selama Ini Cara Kita Menggunakan Bantal Leher Salah, Ini yang Benar
Kerusuhan tersebut terjadi mulai sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat terjadi kerusuhan dan pembakaran rutan pada hari Sabtu (30/9/2018) itu, ratusan napi dilaporkan kabur dari rutan kelas II B Donggala.
Saifuddin mengatakan, "Ada sekitar 100 narapidana dan tahanan diperkirakan kabur."
Terkait kaburnya narapidana tersebut, petugas masih terus melakukan pengejaran.
Ratusan personel Brimob Polda Sulawesi Tengah telah berjaga di sekitar area rutan untuk mengendalikan situasi.
Baca Juga : Lebih Kejam dari Hiu, Selfie Telah Membunuh 43 Orang per Tahunnya