Penulis
Intisari-Online.com- Pertempuran Kades adalah salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah yang melibatkan kereta perang.
Perang terjadi antara orang Mesir di bawah Rameses dan orang Het di bawah raja Muwatalli.
Sekitar tahun 1274 SM keduanya membawa pasukan kerajaan mereka untuk bertempur di dataran dekat kota Kades (Qadesh).
Rameses memiliki pasukan besar, yakni sekitar 20.000 termasuk 2.000 kereta.
Baca Juga : 383.000 Nyawa Melayang dalam Perang Sudan Selatan, Separuhnya Terbunuh Dalam Pertempuran
Berbaris dalam garis panjang dari empat divisi yang berbeda, Rameses mendengar kabar bahwa pasukan Muwatalli masih jauh.
Namun ternyata kabar itu datang penyusup yang menyebarkan info menyesatkan.
Kenyataannya, pasukan Muwatalli telah berkemah di utara Kades dengan pasukan sebanyak pasir di pantai.
Muwatalli tampaknya memiliki kekuatan sekitar 40.000 dengan 3.000 kereta.
Baca Juga : Dianggap Tak Terkalahkan, Tentara Rusia Pernah Benar-benar Hancur dalam 4 Pertempuran Ini
Meskipun mengetahui bahwa musuh sudah dekat, Rameses tidak tahu persis lokasinya hingga terjadi serangan mendadak dalam kelengahan.
Perkemahan Rameses kemudian runtuh, Rameses sendiri mendapati dirinya hanya berkawan dengan penjaga pribadinya.
Dalam posisi ini kereta perang Mesir yang sedikit lebih ringan membawa keberuntungan karena mampu mengungguli keretaorang Het yang lebih berat.
Raja Muwatalli melakukan serangan kedua yang dapat memukul mundur pasukan Mesir.
Baca Juga : Ini Cara Mengusir Sakit Kepala dalam 5 Menit Tanpa Pil Atau Obat Kimia
Namun, pasukan Rameses diselamatkan oleh kedatangan sekutu, yakni pasukan Ne'arin.
Mereka tampaknya adalah pasukan garnisun atau pasukan sekutu dari utara yang diperintahkan untuk bertemu Rameses di pertempuran Kades.
Melihat ini, Rameses sekali lagi mengerahkan orang-orangnya dan menyerang ke utara, mengapit dan memblokade orang Het.
Karena hampir terkepung dari semua sisi, orang Het terpaksa meninggalkan kereta dan berenang menyeberangi sungai ke tempat yang aman.
Baca Juga : Jangan Coba-coba Memanggil Seorang Gadis dengan Sebutan ‘Nona’ di Timor Timur
Kemenangan digambarkan telah diperoleh pasukan Mesir.
Namun ada juga menyebut hasilnya imbang, atau justru Het yang memenangkan perang.
Namun yang pasti, apa yang dilakukan Rameses adalah untuk pulih kembali dari kehancuran dan menyelamatkan pasukannya.
Pertempuran kuno sangat terfokus pada jumlah penjarahan yang dapat diperoleh, baik oleh individu atau negara.
Baca Juga : Mewahnya Melebihi Istana Inggris, Rumah Termahal di Dunia ini Ternyata Sempat Dihujat Penduduk Mumbai
Bahkan, kereta perang juga menjadi simbol status.
Sehingga banyak di antaranya yang berlapis logam mulia dan dipenuhi hiasan.
Mengambil 1.000 kereta akan menjadi kesempatan menyenangkan bagi orang Mesir terlepas dari apakah mereka memenangkan pertempuran atau tidak.
Orang Mesir tentu memproklamasikan pertempuran sebagai kemenangan besar dan Rameses sendiri akan terus-menerus merujuknya sebagai salah satu pencapaian terbesarnya.
Baca Juga : Jual Baju Bolong-bolong untuk Tempat Gantungan Serba Guna, Wanita Ini Jadi Terkenal dan Banjir Orderan!