Dari Kura-kura ‘Terbang’ hingga Berebut Kabin untuk Pepaya, Inilah Kisah-kisah Lucu dan Berbahaya di Pesawat

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Memang tidak masuk akal dan tidak lucu. Apalagi kalau yang membakar chestnut itu awak pesawat. Tapi demikianlah yang terjadi.

Intisari-Online.com – Memang tidak masuk akal. Lebih-lebih kalau yang membakar chestnut itu awak pesawat. Itu hanya salah satu hal yang aneh, yang terjadi dalam pesawat milik perusahaan penerbangan RRC itu.

Berikut ini pengalamannya Membakar Chestnut di Pesawat Terbang, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Mei 1987. Tentu saja, mungkin pengalaman seperti ini sudah tidak terjadi lagi di masa sekarang.

Baru-baru ini seekor kura-kura kecil yang oleh pemiliknya disiapkan untuk santapan kalau sampai dit ujuan, sempat menggegerkan para penumpang pesawat dalam suatu penerbangan domestik antara Guangzhou dan Beijing.

Binatang itu ikut "terbang" di kelas ekonomi, dalam sebuah kotak kardus yang dibawa oleh seorang guru dari Beijing. la berhasil melepaskan diri beberapa saat setelah pesawat tinggal Iandas.

Baca Juga : Pesawatnya Ditembak Jatuh Israel, Rusia Langsung Gelontorkan Sistem Pertahanan Udara Tercanggih untuk Suriah

Seorang wanita yang kebetulan duduk di depannya menjerit ketakutan, ketika menyadari seekor makhluk merangkak-rangkak tepat di antara kedua kakinya.

Suasana di dalam pesawat menjadi kacau. Untunglah seorang penumpang laki-laki berhasil menangkap makhluk kecil itu dan memasukkannya kembali ke dalam kandangnya. Keadaan pun tenang kembali. Pesawat mendarat dengan selamat di Beijing.

Di sana kura-kura pembuat onar itu disembelih untuk dijadikan obat bagi seseorang yang menderita gangguan bicara.

Kejadian kecil di pesawat itu membangkitkan ingatan pada cerita-cerita lucu dan cerita-cerita lain yang dialami oleh para penumpang pesawat yang dikelola perusahaan penerbangan negara Cina, CAAC (Civil Aviation Authority of China).

Baca Juga : Kecelakaan-kecelakaan Pesawat Terbang Paling Mematikan (02): Di Dunia

Cerita-cerita itu, termasuk cerita tentang seekor kambing yang dibawa ke dalam pesawat sebagai "bagasi tentengan", sempat menjadi bahan pembicaraan orang-orang asing di Beijing dalam pesta-pesta cocktail, jamuan makan siang kalangan bisnis dan hampir setiap pertemuan.

Dilempari sandwich

RRC yang teknologinya sudah mencapai taraf peluncuran satelit, ternyata masih tertinggal jauh dari negara-negara lain dalam soal pelayanan dan hal-hal lain yang perlu diterapkan dalam perjalanan dengan menggunakan pesawat penumpang umum.

Kasus-kasus seperti penerimaan penumpang lebih banyak daripada tempat duduk yang tersedia, pembatalan penerbangan atau jam karet, barang-barang bawaan penumpang salah alamat, pelayanan kurang memuaskan, kondisi kebersihan yang kurang memenuhi syarat, baik di dalam pesawat maupun di kamar-kamar kecil di bandar udara termasuk dalam deretan keluhan dan ketidakpuasan yang ditujukan kepada pihak perusahaan penerbangan yang memonopoli penerbangan domestik di Cina.

Baca Juga : Tak Melulu Tragis, Kecelakaan Pesawat Juga Bisa Punya Kisah Lucu, Salah Satunya Jatuh di Tengah Hajatan

CAAC sebenarnya merupakan singkatan dari Civil Aviation Authority of China. Namun di kalangan orang-orang yang tak puas, CAAC lebih dikenal sebagai China Airways Always Cancelled (Penerbangan Cina yang selalu ditunda).

Melalui surat kabar harian berbahasa Inggris, China Daily, seorang penumpang baru-baru ini mengeluh soal pelayanan buruk yang pernah diterimanya dalam perjalanannya dari New York ke Beijing dengan pesawat milik CAAC.

"Saya sangat terkejut atas pelayanan buruk yang saya terima dalam penerbangan itu," keluhnya. "Selama bertahun-tahun saya naik pesawat, baru kali ini ada pramugari melemparkan sandwich yang saya pesan ke pangkuan saya. Pada umumnya pramugari menghidangkan makanan pesanan secara baik-baik, tidak melemparkannya begitu saja."

la juga mengeluhkan tentang pramugari yang menyita sebagian tempat duduk penumpang untuk dijadikan tempat tidur bagi mereka sendiri pada malam hari, atau untuk menumpuk barang-barang belanjaan yang baru mereka beli di luar negeri.

Baca Juga : Cuaca Buruk dan Medan Bergunung, 'Hantu' yang Selalu Memicu Kecelakaan Pesawat Terbang di Papua

"Tak sekali pun saya menyaksikan seorang pramugari menunjukkan muka ramah kepada para penumpang. Mereka hanya ramah kepada kawan-kawan mereka sendiri," keluhnya kemudian.

"Juga para pramugari itu tak secuil pun mengerti bahasa Inggris kecuali menanyakan kepada penumpang minuman apa yang akan mereka pesan."

Para penumpang dalam suatu penerbangan dari Shanghai ke Beijing bulan Desember lalu saya -terkejut setengah mati ketika melihat api berkobar dalam pesawat. Ternyata awak pesawat memanggang chestnut.

"Saya melihat jilatan api di lantai pesawat di belakang tirai yang memisahkan ruang masak dan ruang kelas I," cerita seorang penumpang berkebangsaan Inggris yang menyaksikan kejadian itu. "Ternyata kobaran api itu berasal dari kertas pembungkus chestnut yang sedang dipanggang di atas oven dan jatuh di lantai pesawat."

Baca Juga : Ini yang Harus Dilakukan agar Bertahan Hidup ketika Terjadi Kecelakaan Pesawat di Daerah Terpencil

Bertengkar gara-gara pepaya

Para pejabat perusahaan penerbangan Cina mengemukakan, alasan utama timbulnya kekurangan dalam pelayanan pada para penumpang adalah membengkaknya arus penumpang secara mendadak tahun-tahun terakhir ini, akibat adanya perbaikan ekonomi Cina sejak tahun 1979.

Selain itu orang-orang bisnis dan para wisatawan asing berduyun-duyun mengunjungi negeri itu.

Perkembangan dunia penerbangan dan sistem pengefolaannya ternyata terlalu cepat bagi Cina yang kini tengah mengejar ketinggalan mereka. Mereka sedang memperbaiki sistem pengawasan lalu lintas udara Cina yang sudah ketinggalan zaman, membangun pelabuhan-pelabuhan udara baru serta membeli pesawat-pesawat baru yang lebih baik dan juga lebih besar.

Para pejabat perusahaan penerbangan Cina menyatakan mereka juga menyadari pentingnya pendidikan sopan santun termasuk juga bagaimana cara-cara penggunaan toalet kepada para penumpang yang belum berpengalaman naik pesawat terbang.

Baca Juga : Alami Kecelakaan Pesawat 50 Tahun Lalu, Jasad Tentara India Ini Ditemukan di Himalaya

Dalam beberapa penerbangan telah dipasang video sebagai sarana untuk memberi penerangan tentang cara-cara penggunaan toalet dalam pesawat udara.

Orang-orang Cina kadang-kadang lebih suka membawa semua bawaannya sendiri daripada menitipkannya dalam tempat bagasi.

Hal ini seringkali menimbulkan perang mulut di antara sesama penumpang yang saling berebut tempat untuk meletakkan bawaannya yang terkadang banyak makan tempat. Bawaan mereka itu umpamanya saja pisang, pepaya dan nenas yang mereka letakkan di atas pangkuan mereka atau di bawah tempat duduk. (Lai Kwok-Kin)

Baca Juga : Setelah Bertahun-tahun, Pencari Jenazah Ini Temukan Bagian Tubuh Korban Kecelakaan Pesawat 51 Tahun Lalu

Artikel Terkait