Find Us On Social Media :

Marah Besar Atas Perang Dagang AS-China, Trump Jadikan China Sebagai 'Bulan-bulanan' di Forum PBB

By Tatik Ariyani, Rabu, 26 September 2018 | 22:00 WIB

Justru kemungkinan perang tarif itulah yang menjadikan jumlah pekerjaan di perusahaan manufaktur AS rendah.

Baca Juga : Apple iPhone XS Max Dijual Rp16 Juta, Padahal Ongkos Produksinya Cuma Rp6 Jutaan

Mereka mengatakan perang tarif cenderung berakhir dengan menyusahkan perusahaan dan konsumen AS.

Pada saat yang sama, para ahli perdagangan dan ekonom mengatakan praktik-praktik China, seperti pencurian kekayaan intelektual AS, harus ditangani.

Namun, apakah perang tarif itu adalah hal yang paling efektif atau tidak, masih harus dikaji.

China bersama Venezuela, Suriah, dan Iran menjadi fokus utama kemarahan Trump selama pidato.

Sementara Korea Utara malah jauh dari amarah Trump.

Pidato Trump 2018 tentang Beijing dinilai lebih keras ketimbang tahun 2017.

Pidato tahun lalu, Trump hanya menyebutkan sebagian besar kesalahan penyebab buruknya perdagangan AS pada kesepakatan perdagangan multinasional, internasional, dan birokrasi global.

Saat itu dia hanya menyebutkan negara-negara yang melanggar aturan secara singkat.

Satu-satunya penyebutan langsung China tahun lalu adalah ketika Trump berterima kasih kepada negara itu bersama dengan Rusia karena menegakkan sanksi terhadap Korea Utara.

Sementara Korea Utara yang menjadi target utama Trump di tahun 2017 menjadi objek pujian yang hati-hati pada 2018.

Tahun lalu, dengan kerasnya Trump menyebut Kim Jong-un sebagai 'Little Rocket Man'.

Namun, pada pidato 2018 ini, Trump justru mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Korea Utara karena 'keberaniannya dan langkah-langkah yang diambilnya' dalam negosiasi ambisi nuklir negara itu.

Baca Juga : Ngeri! Bocah 3 Tahun Ditemukan Kelaparan dan Diikat dengan Kabel di Balkon Apartemen Ayah dan Ibu Tirinya