Find Us On Social Media :

Pelabuhan Ditutup, 8 Juta Warga Yaman Diprediksi akan Alami Kelaparan

By Mentari DP, Senin, 24 September 2018 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com – Masih ingat kasus kelaparan di sebuah desa terpencil di Yaman utara?

Dilaporkan orangtua dan anak-anak sama sekali tidak makan dan hanya makan daun yang direbus.

Akibatnya, pusat kesehatan di distrik Aslan dibanjiri puluhan anak-anak yang kurus kering. Sanking kurusnya, tulang dari anak-anak ini terlihat.

Nah, kali ini, kembali ada kabar buruk dari Yaman.

Baca Juga : Hanya Makan Daun, Para Orangtua dan Anak-anak di Yaman Kelaparan dan Bertubuh Sangat Kurus

Dilansir dari independent.co.uk pada Senin (24/9/2018), persediaan makanan di Yaman hanya bisa bertahan dua sampai tiga bulan saja jika pelabuhan utama negara tersebut ditutup.

Penutupan pelabuhan tersebut menyusul kenaikan serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi.

Direktur Yaman CARE, Johan Mooij, mengatakan dia takut bahwa masalah kelaparan ini akan menyerang Yaman secara besar-besaran.

Sebab, seluruh pasokan makanan dari World Food Programme (WFP) dan pedagang hanya bisa dikirim melalui pelabuhan.

Jadi, jika pelabuhan Hodeidah ditutup, maka ini bisa membahayakan nyawa jutaan warga Yaman.

"Begitu pelabuhan ditutup, kami berbicara tentang jutaan dan jutaan orang yang tidak akan memiliki makanan," kata Mooij.

Baca Juga : Jadi Idola Dunia Baru, Anthony Sinisuka Ginting Dapat Surat Mengharukan dari Relawan di China Open 2018

Padahal menurut PBB, ada lebih dari 8 juta orang warga Yaman yang berada di ambang kelaparan.

Terakhir kali pelabuhan ditutup pada bulan November 2017, lebih dari 3,2 juta orang menderita kelaparan.

Kasus ini pun disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Diketahui Pelabuhan Hodeidah mencakup lebih dari 70 persen dari semua impor. Mereka biasanya mengirimkan pasokan makanan, bahan bakar, dan persediaan medis.

Sebelum perang, 90 persen makanan Yaman diimpor.

Namun kini, salah satu kota di Yaman dipegang oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran. Akibatnya terjadi perang saudara selama tiga tahun terakhir.

Baca Juga : Gerakan 30 September: Hilangnya Catatan Jujur Sarwo Edhi Wibowo dan Surat Pengakuan Aidit