Find Us On Social Media :

Mat Solar Kecil Pernah Dipenjara dan Baca Kitab Suci Agama Lain Demi Membuat Cerita

By Ade Sulaeman, Rabu, 19 September 2018 | 15:21 WIB

Kendati demikian, aku bahagia. Masa kecilku penuh dengan keceriaan. Aku terbilang bandel. Kata orang tua, sering jahilin anak tetangga hingga menangis. Entah dicubit atau dijitak. Mainnya juga sering di selokan.

 Baca Juga : Dokumen Rahasia Mengungkap, Militer Israel Tidak Siap untuk Berperang

Kegiatan lain yang cukup berkesan mencari capung atau memancing di kolam air mancur Bunderan Hotel Indonesia. Dulu banyak ikan mujairnya, lho. Untuk menuju ke sana aku biasa berjalan kaki.

Lantaran jahil, aku pernah membuat anak gadis orang menangis. Saat itu Bulan Puasa, sehabis sahur, usai jalan-jalan bersama teman-teman, aku mendongeng ala cerita Betawi. Cerita sahibul hikayat menirukan Jait (Pendongeng tahun 70-an yang amat populer di radio).

Aku berdiri di tengah, di kelilingi teman-teman. Jadi, aku seperti ditanggap teman-teman. Mereka tertawa mendengar ceritaku sambil diselingi cela-celaan. Kala itu aku baru kelas 5 SD. Rupanya bakat seni peran sudah ada, tapi entah dari mana asalnya. Kalau dari orang tua kayaknya enggak mungkin.

Nah, saat aku ditanggap itu, ada seorang gadis lewat. Aku goda lewat sindiran cerita Jait yang memang kadang jorok. Rupanya dia tersinggung dan mengadu ke orang tuanya. Dateng deh, orang tuanya ke rumah. Aku diomelin.

Aku memang kerap bikin susah orang tua. Dalam kasus lain, aku pernah masuk penjara. Gara-garanya hanya ikut-ikutan saja. Waktu itu masih SMP, dan aku bikin drama untuk Hari Natal.

Aku yang bikin skripnya sendiri dengan judul Raja Herodes dan Yahudi. Walaupun masih belia, aku memang sudah antusias dengan dunia drama. Sampai-sampai aku membaca kitab Injil agar bisa membuat ceritanya. Meski aku muslim yang taat.

Untuk peran yang aku mainkan sebagai seorang prajurit itu, aku meminjam celana yang kembung di paha. Kita menyebutnya celana marsose (korps polisi militer pada masa pemerintahan Hindia Belanda). Alhamdulillah, pertunjukkan pun berlangsung sukses.

SEMINGGU DIPENJARA

Ketika aku ingin mengembalikan celana itu, yang punya sedang berada di sebuah toko koperasi SMEA bersama teman-temannya. Dari hanya nongkrong-nongkrong, malam itu mereka iseng membongkar koperasi.

Aku melihat mereka sebenarnya hanya main-main. Paling yang diambil cuma alat tulis dan mentega. Namanya anakanak, di dalam toko mereka malah menyanyi sambil teriak-teriak. Rupanya ada yang mendengar, jadilah polisi ditelepon dan menangkap mereka.