Menakjubkan, Berikut Foto-foto Mempesona Wanita Suku Mursi di Etiopia

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Intisari-Online.com- Gambar-gambar yang memukau ini menunjukkan para wanita dari sebuah suku di Ethiopia, Afrika.

Mereka memiliki tradisi yang unik.

Yakni dengan memakai lempengan tanah liat besar di bibir bagian bawah mereka.

Dilansir dari Daily Mail, Senin (6/8/2018), Anggota perempuan suku Mursi, yang jumlahnya kurang dari 10.000, mulai mengenakan cakram tersebut sejak menginjak masa remaja.

Baca Juga : Wanita Suku Himba, Perempuan Terindah di Afrika yang Tak pernah Mandi

Dikelilingi oleh pegunungan antara sungai Omo dan Mago, rumah Mursi adalah salah satu wilayah paling terpencil di Ethiopia.

Pada awal pemasangannya,bibir ditancapkan dengan sepotong kayu.

Setelah sekali tindikan itu sembuh, mereka dapat mulai meregangkan bibirnya dengan lempengan tanah liat atau kayu.

Baca Juga : Agar Cantik dan Ganteng, Suku Ini Memakai Tutup Botol dan Kartu Sim Sebagai Perhiasan

Para wanita Mursi juga sering mengukir pola dan desain mereka sendiri ke dalam piringan di bibir mereka.

Lempengan itu sendiri memiliki ukuran bervariasi.

Baca Juga : Pasangan Bule di Bali Ini 2 Tahun Tak Sikat Gigi dan Hanya Makan Buah, Saat Diperiksa Hasilnya Bikin Dokter Tak Percaya

Setelah sembuh dan meregang, para wanita akan merasa nyaman dan lempengan itu juga tak merusak kesehatan mereka sama sekali.

Banyak wanita juga memiliki luka di kulit mereka yang sembuh menjadi pola bekas luka.

Foto-foto menakjubkan ini diambil oleh penulis sekaligus etnografer berusia 38 tahun, Evi Aryati Arbay dari Jakarta, Indonesia.

Dia berkata: "Suku Mursi adalah kelompok orang yang benar-benar menarik."

Baca Juga : Kakek Nikahi Mahasiswi dengan Mahar Rp1,4 Miliar Resmi Bercerai Setelah Sidang 8 Bulan

Lempenganbibir yang luar biasa dikenakan oleh para wanitanya.

Sementara banyak pria memiliki bekas luka di bahu yang mengungkap seberapa banyak musuh yang telah mereka bunuh dalam pertempuran.

Baca Juga : Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Dubai: Sonapur, Tempat Ratusan Ribu Buruh Hidup dengan Sangat Menderita

Artikel Terkait