Penulis
Intisari-Online.com - Video iklan yang dipublikasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui layar bioskop di sejumlah teater di Indonesia menuai banyak kritikan.
Video itu mengusung judul "2 Musim, 65 Bendungan" yang menampilkan proses pembuatan bendungan di berbagai daerah di Indonesia.
Selain menampilkan proses pembangunan, video itu juga menampilkan seorang petani yang memberi testimoni tentang keberadaan bendungan dan saluran irigasi.
Video juga ditutup dengan cuplikan pernyataan Jokowi terkait program pembangunan bendungan dan sebuah kalimat "Membangun bendungan akan menjamin produksi pangan kita di masa depan, karena kunci ketahanan pangan adalah ketersediaan air".
Baca Juga : (Foto) Inilah 15 Iklan Zaman Dulu yang Unik dan Lucu, Termasuk Iklan Botol Cebok dan Jamu Habis Beranak
Sebelum ditayangkan di bioskop jelang film diputar (pada slot iklan), video ini telah diunggah di akun Youtube Presiden Joko Widodo pada 23 Juli 2018.
Iklan ini telah ditayangkan di jaringan bioskop XXI sejak dua bulan terakhir ini.
Pasalnya, iklan ini menuai kontra dari warganet yang mengira itu adalah iklan kampanye terselubung.
Hal ini dibantah oleh Kominfo melalui Plt Kepala Biro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu.
Baca Juga : F-35, Jet Tempur Paling Mematikan di Muka Bumi yang Kini Miliki Sistem Keamanan Paling Tangguh!
"Iklan ini kami (Kominfo) yang membayar dan bukan kampanye. Ini tugas kami, menyampaikan pekerjaan pemerintah. Sekaligus juga bisa menyasar generasi muda agar informasi ini tersebar luas," kata Ferdinandus.
Terlepas dari polemik ini, rupanya beriklan di bioskop khususnya di jaringan layar Cinema XXI juga perlu biaya yang sangat besar.
Dilansir dari situs briklan.com oleh jaringan promosi Adelva Solusindo yang spesialis menangani klien iklan di bioskop, tarif pasang iklan di layar XXI cukup mahal.
Tarif ini berbeda tergantung lokasi bioskop dan harga tiket yang dijual di bioskop tersebut.
Baca Juga : Kisah Kaisar Pendiri Tembok Besar China yang Pernah Korbankan 6000 Perawan
Misalnya saja yang paling murah adalah tarif iklan di Beach Walk XXI, Bali dengan kapasitas 2 studio saja. Masing-masing studio mematok harga Rp7 juta per iklan.
Sementara yang paling mahal ada di Plaza Senayan XXI dan Gading XXI dengan tarif Rp94 juta untuk studio bernomor ganjil dan Rp90 juta untuk studio bernomor genap.
Studio ganjil punya jumlah kursi lebih banyak dari studio genap, itu yang membuat tarif iklannya berbeda.
Harga sebesar itu ternyata juga hanya untuk durasi video iklan maksimal 60 detik dan ditayangkan selama sebulan.
Nah, tak heran kita sering mendapati iklan yang berbeda saat menonton di bioskop berbeda.
Tak semua iklan dipasang di bioskop seluruh Indonesia. Semua tergantung dengan budget si pengiklan.
Dengan hingga puluhan juta rupiah per bulan, tiap video akan diberi jatah 120 kali penayangan dalam 30 hari.
Baca Juga : Negara Tetangga Indonesia Ini Kini Masuk dalam Daftar Negara Miskin, Kok Bisa?
Berarti, dalam sehari iklan akan ditayangkan 4 kali sebelum film dimulai.
Tarif ini juga belum termasuk biaya Ppn 10% lo! Tak heran hanya lembaga negara yang besar atau perusahaan swasta terkenal yang sering beriklan di bioskop.
Namun sejauh ini, Kominfo bukan lembaga negara pertama yang menampilkan iklannya di layar bioskop.
Sebelumnya, BNN, Samsat Jatim, Kepolisian RI dan Badan POM juga pernah beriklan di bioskop.
Baca Juga : 4 Fakta Terbaru Polemik Rumah Eko: Terkepung oleh Tetangganya Sendiri