Advertorial
Intisari-Online.com -Presiden Venezuela Nicolas Maduro berangkat ke China pada Rabu (12/9/2018) untuk mencari kesepakatan kerja sama guna meningkatkan ekonomi negara yang sedang ambruk.
AFP mewartakan, Maduro menyebut kunjungan tersebut sangat diperlukan dan dipenuhi dengan harapan besar.
"Kami akan meningkatkan, memperluas, dan memperdalam hubungan dengan kekuatan dunia yang besar," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi.
Perjalanan Maduro ke China merupakan kunjungan luar negeri pertamanya, sejak dia diduga menjadi sasaran target ledakan pesawat tanpa awak pada acara parade militer di Caracas, 4 Agustus lalu.
Baca Juga : Rumah di Bandung Dikepung Tembok Tetangga, Ini Aturan Hukum tentang 'Tanah Helikopter'
Seperti diketahui, pemerintahan yang dipimpin Maduro secara besar-besaran telah melakukan devaluasi terhadap mata uang nasional.
Langkah itu merupakan bagian untuk menghentikan perekonomian yang bakal terjun bebas menuju hiperinflasi.
Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memproyeksikan laju inflasi Venezuela akan mencapai 1.000.000 persen pada akhir tahun ini.
Sementara, ratusan ribu penduduk Venezuela telah melarikan diri dari negaranya, sebagian besar dari mereka sampai ke negara Amerika Latin yang berdekatan.
Baca Juga : Presiden Donald Trump Sangat Gembira Mendapat Surat dari Kim Jong-un, Memang Apa Isinya?
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencatat, produksi minyak mentah Venezuela sementara jatuh pada Agustus 2018 menjadi 1,4 juta barel per hari, turun 21.000 barel pada bulan sebelumnya.
Pemerintah Venezuela mengaitkan manajemen yang buruk dari perusahaan raksasa minyak negara PDVSA, yang telah terperangkap dalam berbagai kasus korupsi. (Veronika Yasinta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Atasi Masalah Ekonomi, Presiden Venezuela Berangkat ke China".
Baca Juga : Wanita Ini Hamil Selama 46 Tahun, Seperti Ini Wujud Bayinya Setelah Lahir