Find Us On Social Media :

Pengalaman Job Training di Jepang: Harus Rajin Tanya Kalau Mau Makan

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 13 September 2018 | 12:18 WIB

Lalu apa pula yang didapat dari latihan kerja di Jepang ini.? Yah, secara terus terang saja, tidak begitu banyak. Paling-paling kita dididik tentang ketrampilan kerja atau mempelajari suatu mesin dengan cara kerja dan pemeliharaannya.

Tetapi walaupun begitu saya berusaha keras untuk dapat menguasai setiap mesin yang saya pelajari. Teknologi harus direbut, bukannya diminta. Orang Jepang sendiri merebutnya dari Amerika.

Di Jepang, paling enak bepergian mempergunakan kereta listrik. Di jalur Kyoto-Osaka-Kobe ada tiga perusahaan kereta listrik yang melayani jalur-jalur itu. Satu kepunyaan pemerintah, dua kepunyaan swasta.

Di atas kereta tidak ada kondektur yang memeriksa karcis. Oleh karena itu apabila ingin kemana saja menuruti jalur kereta, entah dari Kyoto ke Osaka ganti kereta lagi terus ke Kobe atau sehari penuh tidak turun dari kereta pun tidak perlu cemas asalkan jangan keluar dari stasiun.

Baca Juga : Jepang Alami Topan Terburuk Sejak 25 Tahun Terakhir, Begini Kondisi Mereka Sekarang, Mengerikan!

Bisa puas naik kereta dengan biaya yang sedikit. Mungkin kalau di Indonesia, perusahaan kereta listrik seperti ini sebentar saja sudah bangkrut. Begitu juga bis-bis kota tidak ada kondekturnya. Ada alat pembayaran otomatis, jauh dekat ongkosnya 110 Yen (Rp. 300,—).

Walaupun penuh sesaknya  tidak jauh berbeda dengan di Jakarta, tetapi kesadaran dan disiplin penumpang tinggi. Sopir bis tidak perlu berteriak-teriak "tolong-tolong geser pak!". Tidak ada satu pun penumpang yang naik dari depan, apalagi turun dari belakang, atau kemudian lari tidak mau membayar.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa mengikuti job training ini ada manfaatnya. Setidak0tidaknya kita melihat dan bisa mencontoh hal-hal yang sangat efisien.

Baca Juga : Wanita Jepang Lebih Suka Punya Pacar Pria Indonesia, Ini 10 Fakta tentang Wanita Jepang