Find Us On Social Media :

Pengalaman Job Training di Jepang: Harus Rajin Tanya Kalau Mau Makan

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 13 September 2018 | 12:18 WIB

Intisari-Online.com – Belajar untuk mendalami pekerjaan tertentu di negara Barat rasanya sudah biasa. Paling sedikit pengajar bisa berbahasa Inggris. Namun bagaimana kalau orang dikirim ke Jepang?

Orang Jepang terkenal tidak bisa berbahasa lain dan buku-buku teks umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Bambang Prasetyo menceritakan pengalamannya di sana, seperti dituangkan dalam Majalah Intisari edisi September 1981.

Pada bulan Oktober tahun 1980, saya dan seorang teman ditugaskan oleh perusahaan tempat saya bekerja untuk menjalani suatu latihan kerjadi Jepang.

Di sana saya tidak langsung ditempatkan di lapangan untuk praktek kerja, tetapi di Kanshai Kenshu Center, yaitu pusat pengajaran bahasa Jepang di Osaka.

Baca Juga : Makan Siang Bersama di Sekolah Jepang Ternyata Menyimpan 'Rahasia' Besar

Pada pcriode-periode tertentu Kenshu Center ini menerima siswa dari berbagai negara yang  akan mengikuti latihan kerja di Jepang. Rombongan dari Indonesia ada 13 orang yang dikirim oleh  beberapa perusahaan yang ada di Indonesia. Selain dari negara Asia, juga ada dari Amerika latin, Afrika dan Arab. Orang Indonesia termasuk banyak.

Kenshu Center ini dilengkapi dengan laboratorium bahasa dan audio-visual. Para siswa dipinjami tape recorder untuk belajar pada waktu malam dan kaset. Ada pula perlengkapan mesin cuci dan strika listrik, alat olahraga, dan alat-alat musik.  Makanannya bersifat internasional dengan sistem self-service.

Kami belajar bahasa Jepang selama lima minggu ditambah satu minggu untuk piknik. Jadwal pelajaran dari jam 09.00. sampai 12.30. Dalam satu kelas cuma ada 10 siswa dari berbagai negara. Maksudnya agar tidak selalu menggunakan bahasa sendiri.

Pengajarnya orang Jepang yang sedikit sekali bisa bahasa Inggris. Ucapan murid dalam mengeja bahasa Jepang betul-betul didengarkan dengan cermat. Tiap 3 jam pelajaran, sudah harus hafal 40 kata. Setiap hari diadakan tes lisan dan tertulis ditambah pekerjaan rumah untuk mengukur kemajuan siswa.

Baca Juga : Jangan Salah Arti, di Jepang Mengangguk Ramah Bisa Berarti ‘Tidak’

Bagi lidah orang Indonesia, tidaklah sulit untuk mengucapkan kata-kata Jepang. Sehari-hari kami dianjurkan mengobrol dalam bahasa ini dengan orang-orang Jepang yang kami kenal, supaya cepat lancar berbicara.

Sore harinya kami mendengarkan ceramah dari para profesor berbagai universitas. Antara lain mengenai ilmu bumi negara Jepang, sejarahnya, adat istiadat dan kebudayaan, bussiness administration, quality control dan sebagainya.

Dalam ceramah, orang Indonesia dikumpulkan dengan orang Indonesia. Ceramah kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh orang Indonesia yang telah lama menuntut ilmu di negara ini. Pada kesempatan lain, selain mengikuti ceramah kami diajak mengunjungi museum-museum dan pabrik-pabrik.