Find Us On Social Media :

Guru Ini Mendapatkan Empati dari Murid-muridnya Ketika Sakit, Ini Sebabnya

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 3 Juni 2017 | 20:45 WIB

Pengalaman Adalah Guru Terbaik

Intisari-Online.com – Di sekolah tempat saya bekerja, sepanjang hari banyak deretan siswa yang keluar dari ruangan klinik.

Kami membagikan es untuk anak-anak yang luka memar, lalu plester bila mengalami luka, dan simpati serta pelukan.

Sebagai kepala sekolah, kantor saya berada di sebelah kanan pintu klinik, jadi saya sering mampir untuk mengulurkan tangan dan membantu mereka dengan memberikan pelukan.

(Baca juga: Sadarkah Anda Ada yang Tak Lazim dari Borgol yang Dikenakan Pelaku Persekusi Cipinang Muara?)

Suatu pagi saya memberikan plester pada lutut seorang gadis kecil. Rambutnya pirang ikal, dan terlihat ia menggigil karena menggunakan blus tanpa lengan.

Saya memakaikan baju hangat yang dibawanya. “Terima kasih sudah merawat saya,” bisiknya sambil naik ke pangkuan dan merangkulku.

Setelah itu saya teringat benjolan asing di bawah lengan saya. Kanker, jenis yang agresif menyebar, sudah tiga belas kali menginvasi kelenjar getah bening saya.

Saya berpikir perlu tidaknya memberitahu siswa-siswi tentang diagnosa saya. Kata payudara tampak begitu sulit bila dikatakan dengan suara keras kepada mereka, dan kata kanker tampak begitu menakutkan.

Akhirnya saya memutuskan memberitahu pada mereka sendiri. Tidak mudah memang, tapi empati dan kepedulian saya lihat di wajah mereka saat saya jelaskan keputusan saya.

Ketika saya memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, sebagian besar dari mereka ingin tahu bagaimana mereka bisa membantu.

Saya mengatakan kepada mereka  bahwa saya menginginkan surat-surat, gambar, dan doa terbaik dari mereka.

Saya berdiri di pintu keluar dan anak-anak berbaris keluar menyalami saya. Teman pirang kecil saya keluar dari barisan dan berlari memelukku.