Demi Loyalitas Total, Sebanyak 30.000 Legiun Asing Rela Mati Bagi Prancis

Ade Sulaeman

Penulis

Legiun Asing Prancis

Intisari-Online.com - Nama Legiun Asing Prancis, French Foreign Legiun (FFL), sudah sangat populer sejak lama.

Organisasi pasukan yang personilnya berasal dari beragam negara dan bangsa ini selain dikenal loyalitas totalnya terhadap Prancis juga dikenal sebagai prajurit yang tangguh bertempur hingga mati.

(Baca juga: Setelah Melarang Penggunaan Peralatan Plastik, Perancis akan Bebas Batu Bara per Tahun 2023)

Loyalitas total terhadap Prancis antara lain ditunjukkan oleh motto FFL, Legio Patria Nostra (Legiun Adalah Tanah Tumpah Darahku).

Dengan motto itu setiap anggota FFL meskipun berasal dari beragam bangsa merasa satu keluarga, satu darah, satu asal: Legiun.

Motto itu tak sekedar slogan tapi telah dibuktikan di berbagai misi tempur demi membela Prancis.

Dari penugasan yang pernah dilaksanakan FFL dan semuanya diwarnai oleh pertempuran berdarah, mereka bahkan memiliki motto lagi.

(Baca juga: Perancis akan Melarang Penggunaan Semua Jenis Peralatan Makan dari Plastik)

Yakni, Honneur et Fidelite (Kehormatan dan Loyalitas) dan March or Die (Jalan terus atau Mati).

Dalam berbagai misi tempur yang pernah dilaksanakan oleh FFL seperti Franco-Prussian War, Perang Dunia I dan II, Perang Indochina, Perang Teluk, dan lainnya tidak semua misi itu berlangsung sukses.

Tapi setiap misi tempur yang pernah dilaksanakan FFL betul-betul mampu mencerminkan motto yang selama ini dipegang teguh. Selama bertugas tak kurang dari 30.000 personil FFL telah gugur demi membela Prancis.

Namun sepak terjang mereka tetap mencirikan sebagai pasukan elit yang sangat loyal dan tangguh.

(Baca juga: Jalan di Perancis Ini Menghilang ke Dalam Laut Dua Kali Sehari)

Pasukan FFL yang telah berusia ratusan tahun ini berdiri pada tanggal 10 Maret 1831.

Tokoh pendirinya adalah Louis Philippe yang kemudian menjadi raja Prancis.

Dalam perjalanan sejarahnya, rekruitmen FFL sempat dihentikan saat meletus revolusi Juli tahun 1830.

Tapi karena Prancis terus berambisi meluaskan daerah jajahan dan membutuhkan banyak prajurit, setahun kemudian rekruetmen FFL dilanjutkan lagi.

Artikel Terkait