Find Us On Social Media :

Puasa Ramadhan di saat Musim Dingin, Benarkah Enak karena Kita Jadi Tak Cepat Haus?

By Ade Sulaeman, Rabu, 31 Mei 2017 | 18:00 WIB

Masjid

Intisari-Online.com – Bulan Ramadhan 1412 H lalu, untuk kedua kalinya, kami alami jauh dari tanah air, yakni di AS.

Namun, sekalipun masyarakat muslim di sana jumlahnya sedikit, tapi gairah "menghidupkan" bulan suci Ramadhan tidak kalah dengan di tanah air.

(Baca juga: Sudah 19 Tahun, Vihara di Malang Ini Selalu Sediakan Buka Puasa Gratis saat Ramadhan)

Bulan Ramadhan tahun 1992 jatuh pada akhir musim dingin, di mana sebagian besar kota di wilayah Amerika bagian utara dan tengah masih mengalami turunnya salju.

Sedangkan di Washington DC yang tiap tahunnya paling banyak hanya mengalami 4 kali guyuran salju beberapa pekan belakangan sudah mulai terasa hangat sebagai tanda-tanda datangnya musim semi.

Sekalipun udara dingin menggigit, tidak berarti udara di sana sesegar udara pegunungan. Tenggorokan malah kering dan cepat haus.

Jika bulan Ramadhan jatuh pada musim dingin atau musim semi, maka lamanya masa berpuasa rata-rata 13 jam. Tapi, jika bulan suci itu jatuh pada musim panas, maka lamanya puasa 16 jam.

(Baca juga: Bagi Tentara, Berlatih Perang Saat Berpuasa Justru Semakin Menggembleng Mental dan Stamina)

Jadwal perjalanan matahari di  musim dingin adalah: terbit pukul 06.20 dan semakin mundur 1 menit setiap harinya. Sedangkan pada musim panas, matahari akan terbit pukul 05.45 dan terbenam pukul 20.30.

Aktivitas keislaman di Washington DC berpusat di Islamic Center yang terletak di Massachusetts Avenue. Inilah masjid terbesar yang terletak di tengah Kota Washington DC.

Kalau saya rindu pada suasana masjid, suara adzan, serta  suara orang mengaji, saya pergi ke situ. Di sana saya bisa bertemu dengan teman-teman dari negara lain serta menanti saat berbuka puasa.

Bulan puasa kali itu ditetapkan dimulai tanggcd 5 Marei 1992 dan Idul Fitrinya jatuh pada  tanggaL4 April 1992.