Find Us On Social Media :

Kok Tega-teganya Ibu Ini Menenggelamkan Empat Anaknya ke Dalam Danau?

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 30 Mei 2017 | 15:15 WIB

Ibu tega

Intisari-Online.com - Akon Guode benar-benar menyesali perbuatannya. Perempuan 37 tahun itu baru saja menerima vonis 26 tahun penjara dari pengadilan di negara bagian Victoria, Australia.

Ibu empat anak ini didakwa dengan sengaja menenggelamkan empat anaknya ke dalam danau hingga tewas—tiga tewas dan satu selamat.

(Baca juga: Pasukan SAS Inggris yang Terkenal Hebat Saja Akui Kopassus Lebih Hebat, Masa Kita Tidak?)

Ketiga anaknya yang tewas adalah si kembar Hanger dan Madit (4) dan Bol (16 bulan). Sementara anaknya yang selamat adalah Alual (5).

Menurut keterangan hakim, Guode yang melarikan diri dari perang di Sudan Selatan mengalami depresi berat. Meski demikian, belum diketahui apa motif dia menenggelamkan anak-anaknya.

Guode harus menjalani hukuman penjara paling kurang 20 tahun sebelum bisa mendapatkan pengurangan hukuman.

Sebelumnya, belum pernah terjadi kejadian serupa di negara bagian Victoria. Para hakim juga tidak yakin kejadian serupa juga akan terjadi lagi di masa depan.

“Hukuman yang akan saya jatuhkan dalam beberapa hal tidak cukup menggambarkan seriusnya tindakan yang Anda lakukan,” kata Hakim Lex Lasry, dikutip dari Kompas.com.

“Namun dalam waktu bersamaan, terlalu berat melihat keadaan kejiwaan dan latar belakang penderitaan Anda.”

Sidang yang melibatkan Guode bukan tanpa perlawanan. Sang pembela bersikukuh bahwa kliennya menderita gangguan kejiwaan karena perang sipil di Sudah. Ia juga menyebut Guode tidak pernah menerima pengobata selama 20 tahun.

(Baca juga: 4 Kali Nikah-Cerai dalam Waktu 16 Tahun, Christina Onassis Jadi Bukti Bahwa Uang Tak Bisa Beli Kebahagiaan)

“Guode sudah melewati hidup yang sangat sulit sebelumnya, kehidupan yang sebagian besar kita sulit membayangkannya,” ujar Pak Hakim.

Sebelum kejadian itu, Guode menghabiskan waktu 18 hari melarikan diri dari Sudan Selatan, bersama tiga anaknya. Mereka harus bersembunyi di semak-semak guna menghindari serangan, setelah dia menyaksikan suaminya dibunuh.