Find Us On Social Media :

49 Tahun Revolusi Al-Fateh: Moammar Khadafy Pernah Simpan Kepala Musuhnya dalam Kulkas

By Intisari Online, Sabtu, 1 September 2018 | 09:45 WIB

Intisari-Online.com - Hari ini, tepat 49 tahun lalu (1969), terjadi kudeta di Libya yang dikenal dengan sebutan Revolusi al-Fateh atau Revolusi 1 September.

Kudeta militer yang dilancarkan oleh "Gerakan Perwira Bebas" ini dipimpin oleh Kolonel Moammar Khadafy.

Keberhasilan kudeta yang menjatuhkan Raja Idris I dengan sistem monarkinya inilah yang menandai dimulainya rezim Moammar Khadafy.

Khadafy sendiri pada akhirnya harus lengser dari jabatan setelah mengalami kudeta.

Baca juga: Jika Keperawanan Dipersoalkan Seperti yang Terjadi pada Via Vallen, Bagaimana dengan Keperjakaan?

Tidak hanya itu, dirinya pun harus meregangnya nyawa setelah mendapatkan luka-luka saat persembunyiannya terbongkar pada 20 Oktober 2011.

Namun, meski kekuasaan serta kematiannya sudah berlangsung lama, nampaknya kisah-kisah yang belum terungkap di sekitar mendiang sang diktator Libya ini belum habis digali hingga beberapa tahun setelah kematiannya.

Bahkan seorang pembuat film asal Inggris, Christopher Olgiati, baru saja selesai memproduksi sebuah film dokumenter baru terkait Khadafy berjudul Mad Dog: Inside the Secret World of Muammar Gaddafi.

Di dalam film ini terdapat wawancara dengan mantan anggota CIA, Frank Terpil, yang membelot dan menjadi pembunuh bayaran Khadafy.

Baca juga: Salut! Ayahnya Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Gaya Hidup Armand Hartono Jauh dari Kemewahan

Dalam wawancara itu, Terpil mengaku dibayar 1 juta dollar AS untuk membunuh salah seorang pesaing Khadafy dan membawa kepala orang itu kembali ke Libya.

Sesampainya di Libya, masih kata Terpil, Khadafy kemudian menyimpan kepala orang itu di dalam lemari pendingin bersama jasad sejumlah orang yang sudah dibunuhnya.

"Saya berada di Geneva, (seorang saudara Khadafy) memberi uang 1 juta dollar AS untuk membunuh orang itu dan memerintahkan agar kepala orang itu dibawa ke Libya agar Khadafy bisa melihat hasil kerjanya," kata Terpil seperti diberitakan The New York Post.

Tim pembuat dokumenter ini juga menemukan bukti bahwa diktator yang tewas di tangan rakyatnya sendiri dua tahun lalu itu membangun sebuah tempat untuk menyimpan gadis-gadis yang akan diperkosanya.

Baca juga: Kulit Leher Belakang Menebal dan Terlihat Hitam? Hati-hati Itu Tanda Penyakit-penyakit Ini Lho...

Ironisnya, tempat itu dibangun Khadafy di Universitas Tripoli.

"Kamar seks itu memiliki tempat tidur, jacuzzi, dan tempat pemeriksaan kesehatan para gadis itu. Tempat itu juga memiliki peralatan bedah, topeng karet, dan peralatan anestesi," tambah Olgiati.

"Khadafy semasa hidupnya adalah orang yang sangat menawan, sangat kejam, dan luar biasa kaya. Hidupnya hanya dikendalikan oleh nafsu berkuasa," lanjut Olgiati.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Moammar Khadafy Pernah Simpan Kepala Musuhnya dalam Kulkas".

Baca juga: Militer Malaysia Ternyata Jadi Penyelamat Tentara AS dalam Tragedi 'Black Hawk Down' yang Mencekam Itu