Penulis
Intisari-Online.com -Fidget spinner sedang viral di internet. Tak hanya anak-anak, mainan yang sekilas mirip senjata tradisional para ninja di Jepang ini juga digemari orang-orang dewasa.
Tapi, apakah alat ini sekadar mainan yang bisa dibeli di gerai-gerai terdekat?
(Baca juga:Calon Manajer Wajib Baca, Ini Dia 5 Langkah Menjadi Manajer yang Baik)
Beberapa pakar mengatakan, tidak. Lebih dari sekadar mainan yang memang punya potensi ekonomi menggiurkan, fidget spinner merupakan alat terapeutik untuk mereka dengan kegelisahan, autisme, atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
“Saya tahu ada banyak mainan serupa … dan pada dasarnya tidak ada bukti belum ada bukti ilmiah bahwa alat-alat ini bisa bermanfaat maksiman,” ujar Scott Kollins, psikolog klinis dan profesor di Duke University kepada NPR.
Meski demikian, mainan plastik dengan tiga kaki itu tidak punya manfaat nyata; beberapa orangtua dan guru menyebut alat itu bisa membantu anak-anak mereka lebih fokus saat berada di kelas (persis seperti yang dikatakan para pengecer).
Video fidget spinner:
“Penting bagi orangtua dan para guru yang berhadapan dengan anak-anak yang punya ADHD untuk tahu, ada perawatan efektif,” tambah Kollins.
Sekitar 11 persen anak-anak berusia 4 – 11 tahun di AS—atau sekitar 6,4 juta anak—didiagnosis menderita ADHD pada 2011 lalu.
(Baca juga:Ledakan di Konser Ariana Grande: Strategi Berkomunikasi dalam Kondisi Darurat yang Wajib Diingat)
Di sisi lain, ada beberapa pakar yang skeptis dengan alat ini.
“Menggunakan alat ini terlihat lebih mengganggu alih-alih memberi manfaat,” kata Mark Rapport, psikolog klinis di University of Central Florida, kepada LiveScience awal bulan ini.
Lepas dari klaim benar-salah itu, baiknya kita membuktikannya sendiri: Apakah fidget spinner ini benar-benar bermanfaat atau hanya sekadar mainan biasa?