Find Us On Social Media :

21 Tahun Kematian Putri Diana, Selama Itu Pula Pangeran Harry Memendam Emosi Kesedihannya

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 31 Agustus 2018 | 11:15 WIB

Intisari-Online.com – Dunia 1980-an dan 1990-an adalah dunia Diana. Kecantikannya, perjalanan hidupnya yang  penuh drama, dan kiprahnya di bidang kemanusiaan, tak pernah luput diberitakan.

Kehidupan Diana mengingatkan kita, bahwa dahulu pernah hidup seorang Lady yang kehidupannya begitu penuh ironi ....

Mari kita simak tulisan Lily Wibisono, yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 2017, Setelah 20 Tahun: Diana Tetap “Ratu” di Hati Anak-anaknya.

Dua orang pemuda ngobrol santai. Di meja terserak beberapa album foto. Sambil menunjuk sebuah foto, salah satu mengatakan, “Percaya tidak, kamu juga ada di foto ini, tapi di dalam perut.” Lalu keduanya tertawa.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Tentang Putri Diana, Salah Satunya 150 Kali Jadi Sampul Majalah

Duke of Cambridge atau Pangeran William, calon kedua pemegang takhta Inggris dan adiknya, Pangeran Harry sedang mengenang ibu mereka dalam film dokumenter berjudul “Diana, Our Mother” (ditayangkan di TV Inggris dan AS 24 Juli lalu).

Menurut  William, film dokumenter ini dibuat dengan tujuan melindungi kenangan dan warisan tentang Diana, yang akhir bulan Agustus lalu dua puluh tahun meninggal.

Mum yang humoris dan nakal

Sejak diumumkan sebagai calon pendamping Pangeran Charles, Diana seperti menyihir masyarakat Inggris dan dunia. Dari gadis lugu yang malu-malu, karisma Lady Diana putri keluarga bangsawan Earl Spencer ini terus tumbuh menawan hati masyarakat.

Baca juga: Mengapa Cincin Pertunangan Putri Diana Dianggap Begitu Kontroversial?

Wajah fotogeniknya menjadi idaman fotografer; tak sedikit yang menjadikannya sumber mata pencaharian.

Jika ia tidak meninggal secara tragis dalam peristiwa kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan paparazzi pada 31 Agustus 1997, Diana yang lahir sebagai The Honorable Diana Frances Spencer 1 Juli 1961 itu, tahun ini berusia 56 tahun.

Ia pastinya akan dipanggil “granny” oleh Pangeran George (4) dan Putri Charlotte, lengkapnya Charlotte Elizabeth Diana (2 ). Keduanya buah hati William dan Kate.

William, Harry, dan teman-teman dekat Diana paling tidak sepakat mengenai satu hal: Diana itu sangat suka bercanda.

Baca juga: Menurut Penelitian, Kebiasaan Sederhana Putri Diana Ini Patut Ditiru Semua Orang

Pangeran Harry, yang dikenal lebih nakal ketimbang kakaknya, mengatakan, “Dia sangat nakal; suka menyelundupkan permen ke dalam kaus kaki kami (ketika akan ke sekolah).”

William menyadari, menjadi tanggung jawab dia untuk memperkenalkan Diana kepada anak-anak-nya. “Saya banyak bercerita tentang dia. Saya berusaha mengingatkan anak-anak bahwa ada dua orang nenek dalam hidup mereka.”

Menurut ITV.com, dengan mata berbinar-binar William berandai-andai:

“Pasti ia sangat menyayangi cucu-cucunya, tapi pasti juga Mum jadi ‘mimpi buruk’ (bagi kami). .... Mungkin saat anak-anak sedang mandi, ia datang, membuat kehebohan di kamar mandi. Setelah busa berhamburan ke mana-mana, dia pergi (begitu saja)! Ha ha ha ...”

Baca juga: Ini Alasan Pelayan Pangeran Charles Minta Berhenti, Bukan Karena Bertengkar dengan Putri Diana Lho!

Dua puluh tahun berlalu, William dan Harry mengungkapkan kerinduan mereka.

Kata William, “Selama dua puluh tahun, tak pernah saya melupakannya. Perasaan cintanya masih dapat saya rasakan. Bahkan saat pernikahan saya dan Kate (pada tahun 2011), saya merasakan benar ia hadir di sana bagi saya.”

Nyaris nervous breakdown

Pada saat Diana meninggal, Harry baru berusia 12 tahun. Banyak yang belum terserap dan dipahaminya. “Hanya dua kali saya menangisi kepergian Mum, pertama pada saat pemakaman, dan mungkin setelah itu sekali lagi.”

Baca juga: Jarang ke Dapur, Banyak Anggota Kerajaan Lupa Letak Dapur, Lain Ceritanya dengan Putri Diana

Dengan suara tersendat, Harry mengatakan, “Banyak beban kesedihan yang masih perlu di ...” ia bersiul, kedua lengannya menunjukkan gerak menyiram, “... dibersihkan.”

Harry menuturkan, seperti banyak anak-anak korban perceraian, “Saya tak pernah suka berbicara dengan orangtua kami via telepon. Lagi pula kami sudah terlalu sering bicara lewat telepon ketimbang bicara langsung, karena --- ya, karena situasinya demikian,” kata Harry.

Itulah sebabnya pembicaraan mereka yang terakhir dengan Diana lewat telepon begitu singkat. Mereka sedang asyik bermain dalam acara liburan di Puri Balmoral ketika Diana menelepon mereka dari Paris.

“Coba kami tahu apa yang akan terjadi ... , kini kami menyesalinya seumur hidup.”

Baca juga: Tanpa Rasa Takut, Putri Diana Lewati Ladang Ranjau Aktif, Tujuannya Sangat Mulia

Pada bulan April lalu, Harry diwawancarai oleh Bryony Gordon, koresponden Daily Telegraph dan pemandu podcast “Mad World”. Wawancara itu berkisar soal kesehatan mental.

Harry bersama Pangeran William dan Kate, Duchess of Cambridge, mendirikan Heads Together. Ini kegiatan sosial untuk membangkitkan kepedulian mencari penyembuhan bagi masalah-masalah mental yang terpendam di kalangan gelandangan, kaum muda, dan veteran perang.

Harry sampai berkonsultasi pada profesional. “(Setelah] kehilangan ibu pada umur 12 tahun, selama dua puluh tahun ini saya menutup semua pintu keluar bagi emosi saya. Akibatnya timbul masalah yang lumayan parah tidak hanya pada kehidupan pribadi tetapi juga pekerjaan saya,” katanya kepada Gordon.

Baca juga: Sebelum Ajal Menjemput, Inilah Hal-hal yang Dilakukan Putri Diana

Beberapa kali ia nyaris mengalami nervous breakdown. Puncak kekacauan terjadi dua tahun di akhir usia dua puluhan. Untung kakak dan beberapa temannya berhasil membujuk Harry untuk membagi luka hatinya, dan berbicara tentang rasa kehilangannya.

Pernyataan Harry itu disambut gembira oleh dunia profesional kesehatan mental di Inggris, karena dianggap langkah besar dalam budaya Inggris yang sejak dulu selalu menomorsatukan budaya “stiff upper lip” (diam, menahan perasaan).

Rebecca Mead, dalam artikel “Princes William and Harry’s Guarded Confessions in ‘Diana, Our Mother’” (New Yorker, 24/07/2017) menilai, keterbukaan Harry itu jauh lebih berharga ketimbang semua pernyataan yang lain dalam “Diana, Our Mother”.

Baca juga: Sebelum Menghembuskan Napas Terakhirnya, Inilah Kata-kata Terakhir Putri Diana