Find Us On Social Media :

Dengan Caranya yang Luar Biasa, Tuhan Menggunakan Kita untuk Membantu Orang Lain

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 19 Mei 2017 | 21:00 WIB

kisah pria yang menunjukkan bahwa Tuhan mencintainya

Intisari-Online.com – Pasangan tua itu bekerja sebagai tukang kayu.

Pada hari itu, mereka sedang membuat beberapa peti untuk mengemas pakaian yang akan dikirim oleh gereja pada beberapa panti asuhan di China.

(Baca juga: Doa yang Menggoyang Langit dan Mengeringkan Samudra)

Dalam perjalanan pulang, ia merogoh saku kemejanya untuk mencari kacamatanya, tapi sayang tidak ada.

Ketika ia memutar otak kembali untuk mengingat-ingat, ia menyadari apa yang terjadi. Kacamata itu jatuh dari sakunya tanpa ia tahu dan jatuh ke salah satu peti, yang sudah dipakai. Jadi, kacamata barunya menuju ke China!

Depresi Besar melanda negara itu dan Kakek memiliki enam anak. Ia telah menghabiskan $20 untuk kacamata pagi itu. Ia kecewa karena harus membeli kacamata lagi.

“Tidak adil,” katanya pada Tuhan saat ia pulang ke rumah dengan frustasi. “Sangat sangat setia memberikan waktu dan uang saya untuk pekerjaanMu, dan sekarang ini.”

Beberapa bulan kemudian, direktur panti asuhan tersebut melakukan cuti di Amerika Serikat.

Ia ingin mengunjungi semua gereja yang mendukungnya di China. Maka ia datang untuk berbicara pada suatu hari Minggu di gereja kecil kakek di Chicago.

Misionaris tersebut mulai mengucapkan terima kasih kepada umat karena kesetiaan mereka dalam mendukung panti asuhan tersebut.

“Tapi yang terpenting,” katanya, “saya harus berterima kasih atas kacamata yang Anda kirim tahun lalu. Anda lihat, komunis baru saja menyapu panti asuhan, menghancurkan segalanya, termasuk kacamat asaya. Saya putus asa. Sekalipun saya punya uang, tidak untuk mengganti kacamata itu.

Karena tidak dapat melihat dengan baik, saya mengalami sakit kepala setiap hari. Maka rekan kerja saya dan saya banyak berdoa mengenai hal ini. Kemudian petimu tiba. Ketika staf saya mengambil selimut dari peti itu, mereka menemukan sepasang kacamata tergeletak di atasnya.”