Find Us On Social Media :

Leon Trotsky Sahabat Setia Lenin, Sempat Lolos dari Berondongan 200 Tembakan tapi Akhirnya Tengkoraknya Remuk Juga oleh Sang Pembunuh

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 30 Agustus 2018 | 16:45 WIB

Baca juga: Naval Space Fleet, Armada Luar Angkasa yang Justru Dimiliki Angkatan Laut Uni Soviet, Kok, Bisa?

Ketika itulah seorang tamu dibawa masuk. Trotsky merasa kenal baik pada orang itu: Frank Jackson, yang katanya teman baik seorang kawan seperjuangan militan yang saudara perempuannya menjadi sekretares Trotsky.

Jackson memperkenalkan dirinya sebagai warganegara AS dan pengikut Trotsky yang gigih.

Ia sudah beberapa kali berkunjung ke villa Trotsky yang diperkuat seperti benteng itu. Sekali ini katanya ia ingin menunjukkan konsep artikel yang sedang ia tulis.

Berlainan daripada biasa, ia memakai topi dan menyampirkan jas hujan di lengannya. Trotsky menyatakan bahwa Jackson pucat sekali.

Cuma sakit kepala, sebentar lagipun hilang, jawab pria itu.

Natalia menawarkan segelas teh, tapi Jackson cuma minum air biasa. Trotsky dan Jackson masuk ke kamar kerja tuan rumah.

Baca juga: Samantha Smith, Gadis Kecil Amerika yang Nekat Kunjungi Uni Soviet Demi Hentikan Rencana Perang Nuklir

Tiba-tiba terdengar teriakan mengerikan. Trotsky dengan tengkorak pecah terhuyung-huyung keluar menuju isterinya. "Terjadi juga," katanya.

Sebelum jatuh tidak sadarkan diri, ia berkata: "Natalia, aku cinta padamu. Bagaimanapun juga jangan bunuh dia. Ia harus dipaksa bicara."

Apa yang terjadi di kamar kerja itu? Menurut versi Jackson: "Ketika Trotsky membaca artikel saya, dari balik jas hujan saya keluarkan beliung yang biasa dipakai memecahkan es oleh pendaki gunung. Saya ayunkan tinggi-tinggi di atas kepalanya, saya pejamkan mata dan saya hantamkan ke bawah sekuat tenaga. Selama hidup saya tidak pernah bisa melupakan teriakannya. Ia menerjang saya, memukuli dan menggigit saya."

Trotsky diangkut ke rumah sakit  tetapi meninggal 25 jam kemudian, pada tanggal 21 Agustus.