Penulis
Intisari-Online.com - Kehidupan seorang mata-mata harus dirahasiakan demi keselamatan dirinya dan negaranya.
Namun mata-mata AS yang berada di Israel dan ISIS ini berada dalam bahaya setelah Presiden Donald Trump mengungkapkan informasi keberadaannya.
Dilansir dari abcnews.go.com, beberapa pejabat AS menyatakan Presiden Trump mengungkapkan adanya mata-mata AS dalam sebuah pertemuan dengan pejabat Rusia pekan lalu.
Mata-mata tersebut ditugaskan untuk ikut terlibat dalam plot ISIS yang aktif untuk bisa menyembunyikan bom laptop di pesawat mereka tanpa terdeteksi mesin di bandara dan penjagaan.
Informasi ini dinilai cukup dapat dipercaya mengingat AS melarang laptop pada semua penerbangan dari Eropa ke Amerika Serikat.
“Kami percaya pada mata-mata intelijen ini. Namun risiko sebenarnya adalah pada masa depan plot melawan ISIS,” ucap Matt Oslen, mantan Direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional.
ISIS diketahui telah meletakkan bom pada sebuah pesawat Rusia dua tahun lalu. Kejadian ini menewaskan lebih dari 200 orang. Diklaim, bom disembunyikan di dalam minuman ringan.
Lalu mengapa Presiden Trump menceritakannya kepada orang-orang Rusia?
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih membenarkan bahwa Presiden Trump mengungkapkan “rahasia” tersebut kepada orang-orang Rusia.
“Jadi ini adalah konteks percakapan di mana hal itu sepenuhnya sesuai untuk dibagikan agar bisa menjadi tindakan dasar bersama mengenai ancaman yang ada,” tegas Jenderal H.R. McMasters.
Tapi McMaster menegarkan bahwa Presiden Trum tidak mengungkapkan siapa mata-mata AS yang bertugas. Sehingga ia menyakinkan agar kita semua tenang.
“Rusia bukanlah bagian dari koalisi ISIS. Tapi mereka juga bukan “teman” kita,” jelas Oslen.
Semoga saja pernyataan Presiden Trump ini tidak membuat Israel dan ISIS melakukan hal berbahaya kepada negara lain ataupun kepada mata-mata yang sedang bertugas tersebut.