Find Us On Social Media :

Bulutangkis Dikembangkan di Inggris Tapi Mengapa Kejuaraan Dunia Selalu Direbut Asia?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 28 Agustus 2018 | 16:30 WIB

Akan tetapi karena masing-masing cabang olahraga mempunyai ciri-ciri yang khas dan karenanya memerlukan kemampuan-kemampuan jasmaniah tersendiri pula, maka cara dan daya sesuatu bangsa dalam mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam cabang olahraga tertentu, dapat merupakan tanda-tanda dari adanya bakat luarbiasa untuk cabang olahraga itu.

Baca juga: Untuk Kali Pertama Sejak 1970 China Absen Isi Podium Tunggal Putra Bulutangkis Asian Games, Kok Bisa?

Perkembangan olahraga bulutangkis internasional sampai saat ini menunjukkan, bahwa bangsa Asia rupa-rupanya memiliki ciri-ciri fisik khas yang menguntungkan untuk mengejar  taraf permainan yang tinggi dalam cabang olahraga bulutangkis,

Di benua Asia olahraga ini baru diperkembangkan secara resmi sejak tahun 1934, ialah ketika di India dan Malaya  terbentuk persatuan-persatuan  bulutangkis. Lima belas tahun kemudian, ketika piala Thomas untuk pertama kali dipertaruhkan dalam turnamen internasional (1949), kedua negara tersebut sudah mempunyai reputasi Internasional yang baik; bahkan pemain-pemain Malaya berhasil menggondoi piala itu ketanah airnya.

Jika berkecamuknya perang dunia kita perhitungkan, masa pertumbuhan pemain-pemain Malaya itu relatip sangat pendek. Dalam jangka waktu ± 12 tahun mereka berhasil merebut keunggulan mutlak didunia.

Walaupuh sebelum pendudukan Jepang, di Indonesia olahraga bulutangkis telah digemari (beberapa pemain bahkan sudah dapat digolongkan kelas internasional), namun pertumbuhan secara teratur baru mulai sekitar tahun 1950.

Baca juga: Jonatan Christie Dapat Kartu Kuning dalam Bulutangkis Asian Games 2018, Ada Kartu Merah dan Kartu Hitam Juga Lho

Kompetisi resmi untuk memperebutkan kejuaraan Indonesia baru berlangsung pada tahun 1954; pada waktu itu Ferry Sonneville misalnya, sudah memperoleh kedudukan yang baik dalam dunia internasional.

Akan tetapi pada tahun 1958, ketika Indonesia untuk pertama kali memberanikan diri untuk ikut serta dalam turnamen besar Thomas Cup, serta merta piala dunia itu direbutnya dari tangan Malaya secara mengesankan dan mutlak.

Juga di Muangthai bulutangkis baru benar-benar berkembang secara teratur pada tahun 1950. Tapi pada tahun 1961 pemain-pemainnya sudah berhasil mencapai challenge round dalam perebutan Thomas Cup.

Dan dalam kontes di Tokyo baru-baru ini Muangthai sekalipun dikalahkan oleh Denmark, merupakan bahaya besar juga bagi kedudukan juara.

Baca juga: Anthony Ginting Cedera Saat Bertanding, Ini 6 Cedera yang Paling Sering Menimpa Atlet Bulutangkis