Penulis
Intisari-Online.com -Untuk pertama kalinya dua unit pesawat supersonik pengebom nuklir Tu-160 Rusia mendarat di pangkalan Arktik di Kutub Utara, 16 Agustus 2018.
Kehadiran Tu-16 di Artik setelah menempuh penerbangan nonstop yang jaraknya hampir 6.500 km dari Rusia itu jelas membuat AS jadi makin waspada.
Pasalnya jika Tu-160 digunakan untuk menggempur daratan AS, ia tinggal menempuh penerbangan 4.300-an km dari Arktik.
Penerbangan dua Tu-160 untuk mendarat di Arktik dalam rangka menggelar latihan penyerangan strategis jarak jauh itu sebenarnya tidak sendirian.
Pasalnya dua jenis pesawat lainnya juga dilibatkan, yakni pengebom Tu-95 MS dan pesawat tanker IL-78 sehingga jumlah total pesawat yang digunakan sekitar 10 unit.
Baca juga:Hubungan Dengan Rusia-China Memanas, AS Aktifkan Armada Laut Era Perang Dingin
Pesawat tanker IL-78 bertugas sebagai penyuplai bahan bakar Tu-160 dan Tu-95 baik saat berada di udara maupun di darat.
Tapi kehadiran Tu-160 merupakan pesawat pengebom nuklir Rusia yang paling ditakutkan AS.
Selain memiliki kecepatan supersonik, bisa membawa rudal nuklir maupun rudal konvensional, Tu-160 juga bisa terbang lebih dari 12 ribu km tanpa mengisi bahan bakar ulang.
Dengan kemampuan terbang seperti itu jika Tu-160 menyerang AS dari Arktik maka penerbangan Tu-160 bisa berlangsung ulang-alik tanpa perlu mengisi bahan bakar ulang.
AS memang patut khawatir karena Tu-160 jika hanya membawa senjata nukli, bisa mengangkut sebanyak 12 rudal nuklir H-102 dan dapat digunakan untuk menghancurkan seluruh daratan AS.
Baca juga:Tu-95, Pengebom Nuklir Rusia Paling Sangar yang Gemar Gentayangan Menerobos Wilayah Lawan
Penggunaan Tu-160 oleh Rusia sebagai pengebom nuklir strategis jarak jauh memang sudah lama menghantu AS, mengingat Tu-160 ada yang telah di-upgradesehingga bisa memiliki teknologi siluman (stealth).