Baca juga: Momen Dramatis Anthony Ginting di Asian Games 2018, Dari Kram Kronis hingga Melenggang ke Semi Final
Lalu, pada saat Jafro sudah menginjak pendidikan di SMP Muhammadiyah 8 Kota Batu, Jafro mendapat tawaran untuk menjadi atlet paralayang.
Adapun yang menawarinya adalah Yosi Pasha, Manajer Komunitas Paralayang Ayokitakemon. Tawaran itu tidak disia - siakan.
Jafro bergabung dalam komunitas itu, menjalani pendidikan, mulai belajar terjun hingga akhirnya memiliki lisensi jadi atlet paralayang.
Atlet kelahiran 18 Maret 1996 yang kini berusia 22 tahun itu terus menjalani latihan. Terjun dari ketinggian dengan parasut menjadi bagian tak terpisahkan dalam hari - harinya.
Pada tahun 2011, Jafro mulai menuai prestasi dengan menjadi juara 3 junior Batu Open Paragliding. Prestasinya sebagai atlet paralayang terus menanjak.
Berbagai kejuaraan, baik nasional maupun internasional ia ikuti. Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat tahun 2016, Jafro meraih medali emas.
Puncaknya saat Jafro meraih emas di gelaran Asian Games yang saat ini masih berlangsung.
Orangtua kaget
Budi Sutrisno, ayah Jafro, tidak menyangka anaknya bakal menjadi atlet paralayang berprestasi.
Sebab, dirinya yang merupakan keluarga petani tidak mungkin bisa mendidik anaknya menjadi atlet, apalagi atlet paralayang.