Meski Memiliki Motto Makan-Tidur-Terbang, Jika Berhasil Meraih Medali Emas Atlet Paralayang Bisa Jadi Miliarder

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Meski memiliki moto eat-sleep-fly, para atlet paralayang yang ingin menjadi atlet berprestasi harus berlatih dan berjuang sangat keras.

Intisari-Online.com -Setiap ada acara kejuaraan paralayang baik tingkat daerah, nasional, maupun dunia, selalu ada pemandangan khas.

Yaitu, banyaknya atlet yang berekurumun duduk-duduk di bawah tenda atau tempat lainnya sambil tiduran di atas parasut paralayang yang masih terlipat.

Beberapa di antaranya juga tampak sedang makan-minum.

Tak ada tanda-tanda ketegangan di antara para atlet paralayang yang sedang bersaing bahkan mereka tampak akrab dan saling bicara serta bercanda satu sama lain.

Olahraga udara (ordirga) paralayang memang merupakan olahraga yang bersifat menunggu.

Menunggu datangnya angin yang meluncur dari arah lereng bukit pada kecepatan tertentu, menunggu cuaca cerah dan tidak hujan, dan menunggu thermal (panas udara) pada ukuran tertentu sehingga tidak membahayakan penerbangan paralayang.

Baca juga:Paralayang, Olahraga Penyumbang 2 Medali Emas Asian Games yang Terkesan Ekstrem Padahal Mengasyikkan

Proses menunggu datangnya angin, cuaca, dan suhu udara yang tepat kadang membutuhkan waktu berjam-jam sehingga para atlet paralayang bisa menunggu sampai sangat lama.

Karena sudah hafal dengan cuaca, tekanan angin, dan suhu udara yang ideal untuk terbang maka proses menunggu kondisi ideal itu juga tidak menjemukan mereka.

Pasalnya para atlet paralayang sudah memiliki pola sama selama menunggu: eat (makan), sleep (tiduran), dan fly (terbang).

Dalam pertandingan jenis apa pun cuaca sangat menentukan penerbangan ordirga paralayang.

Pasalnya jika cuaca mendadak berkabut atu akan turun hujan, pertandingan paralayang akan langsung dihentikan karena sangat berbahaya.

Baca juga:Emas Ketujuh! Cabang Paralayang Kembali Sumbang Medali Emas Asian Games 2018

Penerbang paralayang yang terjebak kabut saat terbang bisa menabrak gunung atau pohon sehingga jatuh.

Parasut paralayang juga tidak akan mengembang sempurna jika terbang saat hujan dan akhirnya atlet bisa terjatuh dari ketinggian.

Tapi meski memiliki moto eat-sleep-fly, bagi para atlet paralayang yang ingin menjadi atlet berprestasi harus berlatih dan berjuang sangat keras.

Butuh ratusan hingga ribuan latihan penerbangan bagi para atlet paralayang profesional agar bisa mendarat tepat di titik lokasi pendaratan.

Atau dalam permainan golf, pendaratan tepat paralayang di titik nol itu adalah setara dengan hole in one.

Baca juga:Tim Paralayang Sumbang Medali Emas Keenam untuk Indonesia, Hebat!

Oleh karena itu meski memiliki motto yang terkesan santai dan tidak menantang, bagi para atlet paralayang yang bisa mendarat tepat pada titik nol dan kejuraannya merupakan Asian Games, bisa mendapatkan medali emas.

Di ajang Asian Games 2018, atlet peraih medali emas mendapatkan hadiah uang sekitar Rp1,5 milliar plus diangkat menjadi pegawai negeri secara otomatis.

Maka para atlet paralayang yang bermotto eat-sleep-fly, sebenarnya betul-betul bisa kaya raya jika berhasil menyabet medali emas dalam berbagai kejuraan internasional.

Artikel Terkait