Find Us On Social Media :

Di Sate Bali Resto, Tum Tidak Terbuat dari Daging Babi, Seperti Apa Rasanya?

By Ade Sulaeman, Kamis, 4 Mei 2017 | 13:00 WIB

Tum bebek

Intisari-Online.com – Ingin menikmati tum dengan rasa berbeda? Cobalah tum bebek. Rasanya akan meruntuhkan bayangan rasa tum yang biasanya terbuat dari daging babi. Apalagi, kalau tum itu hasil belajar memasak di Sate Bali Resto.

Masakan Bali memang masih menyisakan ruang untuk modifikasi.

(Baca juga: Tak Sanggup Sediakan Telur dalam Jumlah Besar, Bali Gagal Dikunjungi Kapal Induk AS)

Masakan tum misalnya. Di tangan orang kreatif, tum dapat dibuat dari bahan non-babi. Di Sate Bali Resto, tum dibuat menggunakan daging bebek.

Rasanya tentu sedikit berbeda, tapi tetap dapat memanjakan lidah kita. Gurih dan tidak pedas.

Rasa macam ini sangat berbeda dari masakan Bali yang pada umumnya tajam lantaran menggunakan aneka rempah dan agak pedas.

Cara pembuatannya pun tak berbeda dari turn pada umumnya. Dalam pembuatannya, daging bebek dicincang terlebih dahulu, lalu dicampur parutan kasar kelapa muda.

Bumbunya menggunakan bumbu dasar basegenep (bumbu lengkap) Bali yang terdiri atas rimpang-rimpangan (seperti jahe, kencur, dan lengkuas), bawang merah, bawang putih, dan garam.

(Baca juga: Inilah 18 Profesi Dunia Kuliner Yang Menggiurkan)

Namun, karena yang menjadi sasaran utama Sate Bali Resto adalah turis mancanegara, kuantitas rimpang-rimpangan sedikit dikurangi, agar tum yang dihasilkan dapat diterima lidah.

Bumbu tersebut bukan ditumbuk di atas cobek, melainkan dirajang kasar. Selanjutnya bumbu, daging bebek cincang, dan parutan kelapa muda dicampur jadi satu.

Sekitar satu sendok makan munjung adonan dituang ke atas dalam daun pisang lalu dibungkus dan dikukus. Bentuknya juga standar, seperti tum pada umumnya.