Waspada! Tidur Kurang dari 7 Jam Semalam Dapat Berdampak pada Tubuh dan Otak

Mentari DP

Penulis

Sebagai ahli tentang tidur dan ahli saraf, Matthew Walker mengatakan, "semakin pendek tidur Anda, semakin pendek hidup Anda."

Intisari-Online.com - Kurang tidur memiliki dampak yang serius bagi otak dan tubuh seseorang.

Banyak orang berpikir mereka bisa bertahan dengan tidur kurang dari7 hingga9 jam setiap malam atau hanya perlu tidur sedikit karena pekerjaan atau kewajiban lain.

CEO Tesla dan SpaseX, Elon Musk baru-baru ini mengakui dalam sebuah wawancara dengan New York Times bahwa jam kerjanya yang panjang telah mempengaruhi kesejahteraannya.

Hal itu mendorong Ariana Huffington untuk mengirim surat terbuka kepada Musk tentang jadwal tidurnya dan mengatakan bahwa Musk "menunjukkan cara yang sangat kuno, tidak ilmiah dan tidak efisien dalam menggunakan energi manusia."

Baca Juga:Bukan Ladyboy, Model Cantik Asal Thailand Ini Bangga Punya Pacar Sopir Taksi dengan Gaji Rp200 Ribu per Bulan

Musk menanggapi postingan tersebut di Twitter, "Saya baru pulang dari pabrik. Anda pikir ini adalah pilhan. Bukan itu."

Musk tampaknya mengerti bahwa bekerja 120 jam per minggu berbahaya.

Sebagai ahli tentang tidur dan ahli saraf, Matthew Walker sebelumnya mengatakan kepada Business Insider, "semakin pendek tidur Anda, semakin pendek hidup Anda."

Orang dewasa perlu tidur7 sampai 9 jam setiap malam, sedang anak-anak perlu mendapat lebih banyak jam tidur, meskipun kebutuhan orang berbeda.

Beberapa orang dapat bertahan hanya dengan waktu tidur beberapa jam semalam, sementara lainnya dapat tidur hingga 11 jam setiap malam.

Tetapi, terlepas dari jam tubuh, kurang tidur akan menyebabkan kesehatan fisik dan mental menderita.

Berikut ini adalah beberapa konsekuensi kesehatan dari kurangnya jam tidur:

1. Kurang tidur dikaitkan dengan risiko kanker tertentu.

Kurang tidur dan jadwal tidur terganggu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk sejumlah kanker, terutama kanker usus besar dan payudara.

Baca Juga:Tu-95, Pengebom Nuklir Rusia Paling Sangar yang Gemar Gentayangan Menerobos Wilayah Lawan

2. Kult sulit pulih dari kerusakan ketika lelah, yang menyebabkan penuaan kulit.

Kualitas tidur yang buruk sangat berkorelasi dengan masalah kulit kronis, menurut penelitian dari University of Wisconsin.

Penelitian juga menunjukkan bahwa ketika kulit rusak oleh matahari atau faktor lain, kulit sulit pulih bagi orang yang kurang tidur, sehingga akhirnya menjadi tanda-tanda penuaan kulit.

3. Orang yang lelah sult mengendalikan impuls dalam tubuh yang mengarah pada perilaku tidak sehat dan kenaikan berat badan.

Orang yang tidak cukup tidur memiliki waktu yang lebih sulit untuk menolak makanan berkalori tinggi, banyak menginginkan makanan tidak sehat dan kesulitan mengendalikan impuls mereka.

Para peneliti berpikir ketidakseimbangan hormon yang dihasilkan dari kurangnya jam tidur bertanggung jawab untuk masalah ini, karena ketidakseimbangan terkait dengan indeks massa tubuh yang tinggi dan obesitas.

Baca Juga:Jangan Asal, Ini Cara Terbaik Mengolah Daging Kurban Berdasarkan Bagian Tubuhnya

4. Orang lebih merasa kesepian jika kurang tidur dan kesepian membuat lebih sulit untuk tidur nyenyak.

Para peneliti telah menemukan bahwa orangdewasa yang kurang tidur cenderung tidak berhubungan secara sosial dengan orang lain dan cenderung mengatakan mereka lebih kesepian.

5. Mengantuk membuat lebih sulit untuk belajar dan mengganggu ingatan jangka pendek.

Kurang tidur dapat merusak memori jangka pendek orang dewasa, seperti kesulitan untuk mengingat kata-kat yang telah dipelajari dan sulit memahami hal yang baru dipelajari.

6. Merusak ingatan jangka panjang.

Gangguan tidur pada lansia dapat menyebabkan perubahan struktural pada otak yang berhubungan dnegan gangguan memori jangka panjang.

7. Risiko penyakit jantung meningkat pada orang yang kurang tidur.

Banyak bukti menunjukkan kurang tidur memiliki efek negatif pada jantung.

Ketika para peneliti membuat orang terjaga selama 88 jam, tekanan darah merek meningkat.

Bahkan, subjek yang diizinkan tidur selama 4 jam per malam menunjukkan denyut jantung yang tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang tidur 8 jam.

Konsentrasi protein C-reaktif, penanda risiko penyakit jantung, juga meningkat pada orang yang kurang tidur.

Baca Juga:Richard Muljadi Si Cucu Konglomerat Isap Kokain Pakai iPhone X dan Gulungan Dollar

Artikel Terkait