Find Us On Social Media :

Rayakan Hari Kemerdekaan, Ukraina Pamerkan Parade Militer Besar-besaran dan Siap Bertempur Lawan Rusia

By Agustinus Winardi, Kamis, 23 Agustus 2018 | 18:30 WIB

Intisari-Online.com - Setiap tanggal 24 Agustus, Ukraina merayakan kemerdekaan dengan upacara yang tidak begitu heboh dan jarang melakukan parade militer.

Ukraina sendiri mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1991 setelah Uni Soviet bubar sekaligus menandai berakhirnya Perang Dingin.

Setelah merdeka, Ukraina menjadi negara netral dan tidak memusingkan hubungan Rusia dan negara-negara Barat yang makin memanas dan bisa memicu bangkitnya Perang Dingin lagi.

Tapi meski menjadi negara netral Ukraina masih memiliki kerja sama militer secara terbatas dengan Rusia.

Baca juga: Siap Tempur Lawan Rusia, Ukraina Siagakan Senjata Canggih yang Justru Pernah Diberikan Uni Soviet

Sedangkan di sisi lain Ukraina juga mulai akrab dengan negara-negara anggota NATO.

Dilansir dari CNN, rt.com, dan military-today, NATO sebenarnya berharap Ukraina mau bergabung.  

Namun, Rusia yang selama era Uni Soviet mengandalkan Ukraina sebagai sumber pangan, pada 2014 tiba-tiba menguasai wilayah Crimea, Ukraina secara sepihak.

Ukraina yang dalam kondisi belum siap berperang tidak melakukan perlawanan.

 Tapi dalam perkembangan berikutnya, akibat ulah Rusia itu, Ukraina bersedia menerima kehadiran pasukan AS danNATO dalam jumlah besar.

Mulai sejak itu, Ukraina telah menjadi front terdepan pasukan NATO dan AS jika sewaktu-waktu meletus peperangan antara Rusia-NATO dan AS.

Militer Ukraina pun tidak mau tinggal diam dan secara perlahan negara yang sudah memiliki kemampuan memproduksi persenjataan secara mandiri itu terus meningkatkan kekuatan militernya.

Baca juga: Depresi Berat, Pilot Ukraina yang Dituduh Rusia Menembak Malaysia Airlines MH17 Bunuh Diri

Persenjataan Ukraina yang selama ini disiapkan baik dengan cara memroduksi senjata baru maupun senjata lama yang sudah di-up grade, akan dipamerkan pada perayaan kemerdekaan Ukraina yang ke-27 pada 24 Agustus 2018.

Parade senjata yang digelar di perayaan kemerdekaan dan merupakan yang pertama kali itu, oleh pemerintah Ukraina memang sengaja dipamerkan untuk mempersiapkan diri berperang melawan Rusia.

Yang jelas ketegangan antara Ukraina dan Rusia telah membuat negara-negara Eropa Timur yang telah lepas dari Uni Soviet sejak 1991 juga  ikut tegang.

Apalagi negara-negara Eropa Timur seperti Rumania dan Bulgaria juga memiliki pangkalan-pangkalan militer NATO yang selalu dalam kondisi siaga.

Dengan demikian jika setiap kali ada pesawat-pesawat tempur Rusia memasuki ruang udara Eropa Timur langsung dihadang oleh jet-jet tempur NATO.

Kejadian terakhir aksi penghadangan pesawat tempur Rusia yang secara sengaja memasuki ruang udara NATO di Eropa Timur berlangsung pada 13 Agustus 2018.

Saat itu dua unit Su-30 M Rusia yang sedang terbang di atas Laut Hitam langsung dihadang oleh dua jet tempur Typhoon RAF (Inggris) yang berpangkalan di Rumania.

Jika jet-jet tempur Rusia yang dihadang jet-jet tempur NATO sampai melawan, maka perang antara Rusia dan negara-negara Barat pun pecah.

Pasalnya, penembakan pesawat tempur  Rusia terhadap pesawat tempur dari negara lain,  secara hukum internasional sudah merupakan pernyataan perang.

Baca juga: Rusia Menyerbu Markas Angkatan Udara Ukraina