Find Us On Social Media :

Kisah Pohon Soekarno di Padang Arafah, Mengubah Padang Tandus Jadi Ijo Royo-royo

By Yoyok Prima Maulana, Selasa, 21 Agustus 2018 | 17:20 WIB

Baca juga: Penculikan Bung Karno Terhenti di Jalan Gara-gara Fatmawati Menyusui Guntur Yang Masih Bayi

Nama pohon tersebut mindi (melia azedarach) dan mimba (azadirachta indica).

Namun generasi tua Arab Saudi lebih mengenalnya dengan nama Syajarah Karno atau Pohon Karno (Soekarno).

Hal ini mengacu pada sang penyumbang benih yakni Bung Karno.

Untuk mendukung pertumbuhan pohon itu, dibawa pula tanah subur dari Indonesia dan Thailand.

Baca juga: Tega Beli Tas Rp4 Miliar, Begini Gaya Hidup Rosmah Mansor, Istri dari Pria yang Bikin Malaysia Bangkrut

Untuk penyiraman, di bawah tanah dipasang pipa air dan setiap pohon mendapatkan satu keran air sendiri.

Upaya itu membuahkan hasil. Sejak bertahun-tahun lalu, Arafah hijau royo-royo.

Kelestarian pohon itu diharapkan tetap terjaga meskipun 3,5 juta lebih jemaah akan datang, baik saat menunggu maupun saat wukuf berlangsung.

Di kawasan tertentu, Syariq Mansyur Makah misalnya, puluhan pohon mimba tumbuh kokoh dengan tinggi sekitar 10 meter.

Baca juga: Ciri-ciri Tahi Lalat Pembawa Berkat

Dam alias denda di berlakukan bagi jemaah, di antaranya mencabut rumput dan mematahkan ranting pohon.

Dam berupa memotong seekor kambing tentu akan menjauhkan jemaah dari perbuatan, misalnya, mematahkan dahan atau ranting pohon soekarno.

Sayangnya, meski saat ini pohon mindi dan mimba tumbuh subur di Padang Arafah, di Indonesia sendiri sekarang justru sangat langka.

Bahkan mindi dan miba telah masuk kategori 10 tanaman langka bersama  raflesia arnoldi, balam suntai (Palaquium walsurifolium), bayur (Pterospermum sp), dll.

Baca juga: Malaysia Berutang Rp3.500 Triliun Terancam Bangkrut, Indonesia Berutang Rp5.000 Triliun Justru Tidak, Ini Alasannya