Find Us On Social Media :

Kisah Pohon Soekarno di Padang Arafah, Mengubah Padang Tandus Jadi Ijo Royo-royo

By Yoyok Prima Maulana, Selasa, 21 Agustus 2018 | 17:20 WIB

Intisari-online.com - Sudah lama Padang Arafah di Arab Saudi tak lagi gersang dan tandus.

Dari Jabal Rahmah, pemandangan menghijau tampak di kawasan itu.

Meski hanya ada satu jenis pohon yang tumbuh, warna hijau daunnya paling tidak menyegarkan mata.

Pohon setinggi kurang lebih tiga meter hingga empat meter menjadi tempat berlindung para jemaah haji yang menjalankan wukuf.

Baca juga: Kumpulan Foto Menakjubkan Ibadah Haji Zaman Dulu, Sederhana dan Tak Perlu Berdesakan

Panas terik udara padang pasir Jazirah Arab paling tidak akan terkurangi dengan kesejukan dari pepohonan yang tumbuh di Arafah.

Tentu  hal tersebut berkat kerja keras pemerintah Arab Saudi yang konsisten menghijaukan gurun.

Meski begitu, kondisi Arafah yang hijau royo-royo, tak terlepas dari peran dan gagasan Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Ide penghijauan Arafah muncul ketika Bung Karno melaksanakan ibadah haji pada1955.

Saat itu Bung Karno mengutarakan gagasannya melakukan penghijauan kepada Pemerintah Arab Saudi yang dipimpin Raja Fahd bin Abdul Aziz.

Ide tersebut pun ditindaklanjuti.

Bung karno membuat tim yang diisi orang ahli kehutanan untuk mencari pohon yang cocok ditanam di padang yang terletak 22 km sebelah tenggara Masjidil Haram ini.

Kemudian dibawalah bibit pohon yang sanggup tumbuh di lahan tandus langsung dari Indonesia.