Penulis
Intisari-Online.com - Di suatu kota kecil hiduplah seorang petani yang sangat sederhana. Petani ini bertetangga dengan tuan tanah yang kaya raya. Rumahnya pun sangat besar.
Walau hidup di rumah yang kecil dan sederhana, petani miskin ini tak pernah sedih. Setiap hari, ia bekerja dengan rajin dan saat panen ia akan menjual hasil panennya di pasar.
Ia tak pernah punya banyak uang namun petani ini bahagia dengan hidupnya yang begitu sederhana.
(Baca juga:Kesombongan Jangan Dipelihara karena Itu Benar-benar Tak Ada Gunanya, Inilah 15 Ciri-Ciri Orang Arogan)
Pada malam hari, ia sellau membuka jendela lebar-lebar dan tak pernah mengunci pintunya. Ia tak perlu takut ada pencuri karena barangnya tak ada yang berharga.
Apa yang ia miliki hanyalah peralatan rumah tangga sederhana, baju, dan sejumlah bahan makanan saja. Setiap hari, petani ini bisa tidur dengan tenang dan lelap.
Berlawanan dengan sang petani, rumah sang tuan tanah memiliki pagar besi dan dikunci dengan gembok yang sangat kuat. Setiap malam, seluruh pintu dan jendela dikunci rapat.
Tuan tanah ini juga sering kesulitan tidur karena di malam hari ia takut akan ada pencuri yang masuk dan mengambil hartanya.
(Baca juga:[Foto] Lagi, Kecelakaan Maut di Jalur Puncak, Kali Ini 12 Orang Meninggal Dunia)
Suatu hari, sang tuan tanah baru saja mendapatkan uang yang banyak dari panen besar. Ia kemudian ingat pada tetangganya si petani miskin. Karena iba, tuan tanah ini pun memanggil tetangganya itu.
“Hai petani, kemarilah! Aku punya sedikit hadiah untukmu!” begitu ujar sang tuan tanah.
Petani pun mendekat dan bertanya, “Apakah itu tuan?” Tuan tanah itu pun memberikan dia sekantong uang dan emas. Ia berkata, “Pakailah uang ini untuk membeli baju dan peralatan rumah yang baru.”
Mendapatkan uang dan emas itu, petani ini sangat bahagia. Ia berterima kasih dengan sangat dan segera pulang dengan gembira.
Seharian itu, sang petani belanja baju baru, beberapa peralatan memasak, meja dan kursi baru, dan benda-benda lain yang selama ini hanya bisa ia impikan saja.
Malam hari datang dan petani ini tidur di kasurnya yang baru. Setelah ia memejamkan mata, petani ini tak bisa tidur. Berjam-jam berlalu dan ia masih tak bisa tidur.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, petani ini khawatir. Bagaimana bila ada orang yang tahu aku baru saja diberi uang banyak? Apakah uang yang kutaruh di lemari itu aman?
Petani itu cepat-cepat membuka lemari dan mengambil uangnya. Ia menaruh uang itu di bawah tempat tidurnya.
(Baca juga:Dinilai Serakah, Wanita Ini Ceraikan Suaminya 3 Jam Setelah Menikah, Lalu Nikahi Pria Lain di Hari yang Sama)
Namun, setelah itu ia juga masih khawatir. Bagaimana bila pencuri datang, membunuhnya, dan mengambil uang itu? Semalaman petani ini pun tak bisa tidur.
Hal ini terjadi berhari-hari hingga suatu pagi petani ini mengunjungi sang tuan tanah.
Ia berkata, “Tuan, maafkan kelancangan saya, tapi saya ingin mengembalikan uang ini dan semua barang yang sudah saya beli.”
Tuan tanah itu kaget dan bertanya, “Mengapa? Tidakkah kamu sekarang bahagia?”
Petani itu menjawab, “Tidak, tuan. Justru kedamaian hidup saya telah hilang. Tolong ambil saja uang ini dan biarkan saya hidup miskin namun tenang dan bahagia.”