Find Us On Social Media :

Pesta Asian Games 2018: Mengatasi Beban Mental Atlet Ketika Bertanding

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 21 Agustus 2018 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com – Atlet yang akan dan sedang berlaga sering kali dihinggapi ketegangan, rasa takut kalah serta tak sanggup mengatasi gangguan dari luar.

Beban mental seperti inilah yang acap membuat prestasi atlet lebih jelek dibandingkan ketika latihan. Beberapa atlet top dunia mengaku melakukan latihan-latihan mental tertentu untuk mengatasi hambatan itu.

Cara yang dilakukan bermacam-macam, tapi tujuannya sama, yaitu mengatur keseimbangan jiwa (mental) dan raga supaya mencapai prestasi prima. Dengan keseimbangan itu apa yang sanggup mereka lakukan pada saat latihan juga bisa dilakukan pada saat bertanding.

Untuk mencapai hal itu tentu dibutuhkan latihan, misalnya autogenen (latihan rileks untuk diri sendiri), zen, biofeedback, atau yoga.

Baca juga: Jadwal Pertandingan Atlet Indonesia di Cabang Basket, Bola Voli, Hingga Wushu di Asian Games 2018 Hari Ini

Pokoknya, semua bentuk latihan untuk mencapai keseimbangan jiwa dan raga. Sebab di luar faktor fisik, aspek mental bisa mempengaruhi teknik yang berperan penting dalam olahraga.

Hans Eberspacher, seorang psikolog, menyatakan, “Agar atlet mencapai prestasi yang optimal, dia harus menyelaraskan apa yang dipikirkan dengan yang dilakukannya.”

Kalau itu berhasil, atlet akan mengalami apa yang disebut flow, suatu keadaan di mana orang berkonsentrasi penuh pada apa yang sedang dia lakukan.

Dengan demikian atlet mampu mengendalikan gerakan dan menguasai situasi. Pendeknya, jika ia seorang petenis, ia merasa raketnya sebagai perpanjangan lengannya. Atau jika ia seorang pembalap, ia menyatu dengan kendaraannya.

Baca juga: Ditawari Menjadi Atlet Panjat Tebing Joni Si Pemanjat Tiang Bendera Menolak, Rupanya Inilah Cita-citanya

Namun, keselarasan yang optimal antara jiwa dan raga tidak datang begitu saja. Inilah persoalannya. Banyak atlet yang bermain bagus pada saat latihan, tapi bermain buruk pada saat bertanding.

Penguasaan gerak sangat penting, tapi itu saja tidak cukup. Kemampuan atlet akan buruk bila ia mempunyai beban mental, entah itu rasa takut, tegang, atau gangguan dari luar. Menurut para ahli, latihan mental  bisa mengatasi semua itu.

Berdasarkan pengalaman, banyak atlet yang gagal karena pada saat yang menentukan mereka bukan memikirkan gerakan yang seharusnya mereka lakukan, melainkan memikirkan konsekuensinya.