Find Us On Social Media :

Si Manusia Kebal Itu Akhirnya ‘Kalah’ oleh Daun Kelor dan Batang Padi

By K. Tatik Wardayati, Senin, 20 Agustus 2018 | 19:30 WIB

Intisari-Online.com – Kisah manusia kebal sudah terdengar sejak zaman dulu. Meski demikian, dikotomi dalam mengungkap misterinya tetap mengiringi hingga kini.

Ada yang menganggapnya gaib semata, ada juga pakar yang mengungkapkan itu terjadi karena perubahan mekanisme saraf tubuh saja.

B. Soelist dalam tulisannya Manusia Kebal Antara Kenyataan dan Legenda yang dimuat dalam Buku Kumpulan Kisah Misteri – Intisari menuliskannya untuk kita.

Kabut tebal masih memeluk Bengawan Solo. Desa Nginggil, Kecamatan Menden, Kabupaten Blora, markas gerakan dukun sakti Mbah Suro sudah dikepung pasukan ABRI dari berbagai penjuru.

Dalam sekejap, pertempuran tak seimbang pun meledak. Senapan petugas ABRI melawan kenthes (penlung), jimat-kemat kekebalan anak buah Mbah Suro yang menamakan diri Banteng Ulung.

Baca juga:Dari Debus Hingga Sambal Indonesia Berakar di Negara Mandela

Tapi sungguh sangat fantastis. Meski berondongan timah panas terus meluncur dari moncong senjata perugas, para pembangkang di tepi Bengawan Solo itu terus maju, dan semakin dekat.

Malah ada yang berteriak, "Ayo tembak aku lagi!"

Akhirnya, gelap berubah menjadi pagi di kawasan yang gawat itu. Dalam kesenyapan nampak  ratusan orang tewas terkapar. Mereka adalah sebagian dari orang yang kabarnya kebal peluru.

Mbah Suro sendiri, yang oleh pengikut dan masyarakat sekitar diyakini tak bisa terbunuh, akhirnya terkapar mati dieksekusi. Peristiwa itu terjadi 5 Maret 1967.

Baca juga: Heboh Penemuan Ikan Arapaima di Sungai Brantas, 'Monster Sungai Amazon' yang Kebal Peluru

Sejenak setelah kematian Mbah Suro, cerita tentang manusia kebal pun surut meski rada mustahil bisa lenyap.

Kekebalan dari dulu tetap dipercaya bahkan dijadikan media penghimpun gerakan konyol melawan pemerintah.