Find Us On Social Media :

Gempa Bumi Lombok: Ini 5 Fakta Gempa Bumi, Salah Satunya 50 Gempa Bumi Terjadi Setiap Hari

By Mentari DP, Senin, 20 Agustus 2018 | 11:15 WIB

Sebagian besar kematian akibat gempa tidak benar-benar disebabkan oleh tanah bergetar. Sebaliknya, karena kbangunan dan struktur lain runtuh akibat guncangan.

Selain itu, gempa bumi sering memicu bencana mematikan lainnya.

Tsunami adalah yang paling umum, terutama ketika episentrum gempa terletak di dasar lautan, dan gelombang besar ini sering mengklaim jauh lebih banyak daripada gempa itu sendiri.

Baca juga: BREAKING NEWS: Lombok Kembali Diguncang 2 Gempa, Warga Berhamburan

Bagaimana cara mengukurnya?

Charles F. Richter mengembangkan skala Richter pada tahun 1935 sebagai perangkat matematika untuk membandingkan ukuran gempa bumi. Besarnya gempa bumi dicatat oleh seismograf.

Ketika gempa bumi dimulai, pangkal seismograf bergetar tetapi berat yang menggantung tidak. Pegas menyerap semua gerakan.

Perbedaan posisi antara bagian gemetar dari seismograf dan bagian yang tidak bergerak adalah apa yang dicatat, menurut Survei Geologi AS.

Bagaimana menemukan episentrumnya?

Seismolog melacak pusat gempa atau titik di permukaan Bumi tepat di atas titik asal gempa, dengan mengumpulkan data seismik dari tiga lokasi yang berbeda.

Mereka melacak waktu gelombang seismik tiba di setiap lokasi, dan dari sana, menghitung kecepatan perjalanan gelombang.

Dari sana, mereka dapat menentukan jarak setiap titik dari episentrum dan menggambar lingkaran di sekitar setiap titik di peta, masing-masing dengan radius yang setara dengan jarak.