Find Us On Social Media :

Selain Malaysia, Inilah 5 Negara yang Terancam Bangkrut Pada 2018 Nanti

By Afif Khoirul M, Minggu, 19 Agustus 2018 | 19:51 WIB

Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu, publik sempat dihebohkan dengan melemahnya perekonomian Turki.

Hal itu disebabkan karena sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS pada negara tersebut, akibatnya Turki saat ini dilanda krisis hebat.

Selain Turki ada nama Malaysia yang juga disebut negara potensial menghadapi kebangkrutan pada tahun 2018 ini.

Malaysia kini menghadapi utang sebanyak 1.087 triliun Ringgit (sekitar Rp3.500) pada 31 Desember 2017.

Baca Juga : Tidak Hanya Bendera Negera Mereka, 2 Negara Ini Juga Bawa Bendera Indonesia Saat Pembukaan Asian Games 2018

Dikabarkan, utang besar tersebut berawal dari kasus mega korupsi mantan perdana menteri Najib Razak bersama istrinya.

Kini perekonomian Malaysia dalam situasi genting, dan negara tersebut juga menghadapi kebangkrutan.

Namun, selain dua negara yang disebut di atas ada beberapa negara lain yang juga dalam krisis ekonomi hebat.

Negara-negara ini juga dalam situasi genting dan disebut-sebut bisa bangkrut pada tahun 2018 ini.

Baca Juga : Malaysia Berutang Rp3.500 Triliun Terancam Bangkrut, Indonesia Berutang Rp5.000 Triliun Justru Tidak, Ini Alasannya

Melansir dari Love Money berikut negara-negara tersebut :

1. Venezuela

Negara ini mungkin adalah negara potensial dalam menghadapi kebangkrutan tahun 2018 ini.

Negara ini sebenarnya sudah hampir dinyatakan bangkrut pada tahun 2016 lalu, karena hampir tidak cukup menghasilkan pemasukan ekspor minyak mereka.

Negara ini hanya memiliki kas sebesar 10 Milliar Dollar AS (Rp.146 trilliun), padahal utang mereka sebanyak 150 Dollar AS (setara Rp2.025 Triliun).

Presiden Venezuela, Maduro juga sudah menyatakan diri tak sanggup membayar total utang negara, pada November tahun lalu.

Baca Juga : Turki Di Ambang Kebangkrutan, China Siap Kuasai Negeri Erdogan

2. Republik Afrika Tengah

Republik Afrika tengah atau Guinea Equatorial yang kaya minyak juga  berjuang untuk beradaptasi dengan harga minyak yang lebih rendah. 

Minyak dan gas merupakan pusat pertumbuhan negara ini. Namun harga rendah telah mempengaruhi industri lokal dan membuatnya terjebak dalam resesi sejak 2013. 

Utang publik negara Afrika Tengah juga meningkat. 

Pada tahun 2016, utang publik Guinea Equatorial adalah 3.911 juta Dollar AS (Rp57 Triliun), namun kini telah meningkat 488 juta Dollar AS (sekitar Rp7 Triliun) sejak 2015.

Baca Juga : Perusahaan Ini Buat Air Terjun Buatan di Gedung Pencakar Langit Mereka, Tapi Biaya Penggunaannya Bisa Bikin Bangkrut!

Negara Afrika Barat juga menghadapi beberapa percobaan kudeta. 

Kudeta percobaan terakhir terjadi akhir bulan lalu dengan sekitar 30 pria bersenjata dari Chad, Kamerun dan Republik Afrika Tengah.

3. Haiti

Negara Karibia ini juga diambang kebangkrutan pada 2018 ini, negara ini dilanda bencana pada beberapa tahun terakhir.

Meskipun ada upaya untuk memulihkan negara dengan rekonstruksi dan infrastruktur, ekonomi masih menghadapi sejumlah ancaman. 

Kapasitas Haiti untuk pembuatan kebijakan ekonomi telah dipersulit oleh kurangnya pemerintahan yang stabil sejak Februari 2016. Keuangan publik negara itu juga telah dirusak oleh gejolak politik. 

Pada tahun 2016, utang publik Haiti adalah 2.775 juta Dollar AS (sekitar Rp40 triliun) dan kini telah meningkat 153 juta Dollar AS (Rp.2 triliun) sejak 2015.

4. Mozambik

Negara ini diambang kebangkrutan setelah tenggelam dalam utang dan dikaitkan dengan inflasi yang tinggi.

Pada Januari 2017, negara mengalami tingkat inflasi 23,67 yang berfluktuasi ke 21,27 pada April 2017. Lembaga pemeringkat Standard and Poor (S & P) percaya bahwa ekonomi negara ini akan tumbuh sebesar 4% dan utang publik akan menurun dari 128,1 persen menjadi 111,7 persen dari PDB pada tahun 2020. 5. Turki Siapa sangka negara dengan kekuatan militer sekuat Turki akan menghadapi krisis ekonomi hebat. Negara ini disebut-sebut potensial dalam menghadapi kebangkrutan dan kini dalam ekstrim.

Nilai mata uangnya juga kian melemah seiring dengan dikenakannya sanksi ekonomi AS pada Turki, 6,5 lira setara dengan 1 Dollar AS, atau berkurang sepertiga nilainya sejak 2014.