Jangan Sampai Cinta Terhalang Darah, Inilah Pentingnya Pemeriksaan Rhesus Darah Sebelum Menikah!

Ade Sulaeman

Penulis

Cinta berasal dari otak

Intisari-Online.com - Kata orang bijak, soal rezeki, kematian, dan jodoh, semua ada di tangan Tuhan. Karena itulah, kita harus memastikan apakah soal jodoh sudah sesuai dengan rencana-Nya, dengan cara pemeriksaan kesehatan.

(Baca juga: Bisa Sebabkan Pembuluh Darah Tersumbat, Gula Darah Wajib Dikontrol Lewat 5 Cara Ini)

Sebab, bukan tidak mungkin, faktor kesehatan bakal menjadi masalah dalam perkawinan nantinya. Bahkan, sampai memisahkan pasangan yang sudah berjanji sehidup semati itu.

Salah satu faktor penentu dalam kesehatan adalah perbedaan rhesus darah. Adanya perbedaan rhesus darah di antara pasangan, bisa saja menyebabkan ketidakcocokan rhesus antara ibu dengan janin yang dikandungnya nanti saat hamil.

Sering kali pasangan tidak tahu-menahu rhesus darah pasangannya
Misalnya, ibu ber-rhesus negatif, sementara suami positif, atau sebaliknya.

Celakanya, seringkali di antara pasangan, mereka saling tidak tahu menahu tentang rhesus pasangannya. Mungkin saja karena

(Baca juga: Ilmuwan: Darah Komodo Bisa Jadi Obat Antibiotik yang Ampuh Hancurkan Bakteri Tanpa Tinggalkan Jejak)

“Rhesus incompatibility (ketidakcocokan) dapat menyebabkan darahnya bayi itu pecah. Kalau pecah maka hemoglobinnya turun,” jelas Direktur RSIA Budi Kemuliaan, dr. Mohammad Baharuddin, SpOg, MARS.

Padahal hemoglobin yang turun menjadi pangkal dari segala masalah terhadap janin. “Akan terbentuk zat-zat yang tidak baik dalam tubuh bayi,” tambah Baharuddin soal dampaknya. Ujung-ujungnya, akan menyebabkan kematian bayi di dalam kandungan.

Ketika rhesus berbeda

Seperti yang kita tahu, darah di dalam tubuh manusia digolongkan menjadi empat yaitu A, B, O, dan AB. Dari keempatnya, sebenarnya masih ada klasifikasi lain yakni berdasarkan kandungan protein yang bernama rhesus (Rh).

Pengklasifikasian yang kedua ini sebenarnya terjadi karena faktor ada tidaknya susbstansi antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah, sedangkan pada rhesus negatif yang terjadi adalah sebaliknya.

Jika golongan darah kita mengandung antigen-D, maka darah kita digolongkan sebagai rhesus positif (Rh+). Contohnya, A+, B+, AB+, atau O+.

Usut punya usut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, ternyata hanya satu persen saja dari total penduduk di negara kita yang memiliki darah rhesus negatif.

Angkanya memang kecil, namun tetap saja ada kemungkinan terdapat pasangan dengan perbedaan rhesus. Dan dampaknya justru akan dirasakan bayinya.

Temukan tulisan lengkap mengenai “Ketika Cinta Terhalang Darah” di Majalah Intisari edisi Mei 2017

Artikel Terkait