Kisah Margaretha Hati Manhitu, Walau Anaknya Jadi Bupati, Dia Tetap Jualan Sayur

Mentari DP

Penulis

Rutinitas itu sudah dia lakukan sejak anaknya Raymundus Sau Fernandez masih kecil. Menjual asam dilakukan bersama suami secara rutin setiap tahun.

Intisari-Online.com – Penampilan Margaretha Hati Manhitu (78) yang sangat sederhana membuat siapa pun yang bertemu dengannya tak menyangka bahwa dia adalah ibu kandung dari Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Raymundus Sau Fernandez.

Mengenakan kain sarung dan baju blouse berwarna kuning tanpa alas kaki, Margaretha duduk di depan teras rumahnya yang sederhana di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU.

Di hadapannya, sudah terbentang karung putih dan dua bakul berukuran sedang yang berisi buah asam kering.

Margaretha pun lantas meluruskan kedua kaki dan langsung melakukan aktivitas mengupas asam.

Baca juga:Tidak Hanya Bendera Negera Mereka, 2 Negara Ini Juga Bawa Bendera Indonesia Saat Pembukaan Asian Games 2018

Ditemani dua orang cucu dan seorang kerabatnya, Margaretha yang tak banyak bicara lantas mengambil satu per satu asam dari dalam bakul dan dikupasnya.

Setelah bersih, asam tersebut lalu dimasukkan ke sebuah bakul lainnya.

Asam kering, yang dipetik dan dipungutnya dari beberapa pohon asam di dekat rumahnya, dikumpulkan kemudian dikupas dan dijual kepada pembeli yang sudah menjadi langganannya.

Uang hasil jualan asam digunakan oleh Margaretha dan sang suami Yakobus Manue Fernandez (84) untuk keperluan makan minum sehari-hari.

Rutinitas itu sudah dia lakukan sejak anaknya Raymundus Sau Fernandez masih kecil. Menjual asam dilakukan bersama suami secara rutin setiap tahun.

Selain menjual asam, Margaretha yang tinggal bersama seorang anak perempuan dan menantunya juga menjual sayur-sayuran di pasar dan mengelola sawah milik mereka.

Tak mau jadi beban Meski sudah berulang kali dilarang oleh Raymundus untuk berjualan asam dan sayur di pasar, Margaretha tetap kukuh menjalankan rutinitasnya itu.

Padahal, Raymundus telah sukses dalam meniti karier politiknya di Kabupaten TTU.

Sebelum menjabat sebagai Bupati TTU dua periode (2010-2020), Raymundus pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD TTU di usia 25 tahun dan Wakil Bupati TTU.

Baca juga:Spektakuler dan Bikin Merinding, Ini Penampilan 1.500 Penari Tari Saman di Pembukaan Asian Games 2018

Selain sebagai Bupati TTU, Raymundus kini dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Provinsi NTT.

Dengan segudang prestasi politik dan jabatan yang dimiliki putra sulungnya itu, tentu Margaretha bisa saja dengan mudah mendapatkan fasilitas mewah.

Namun bagi Margaretha, dia tidak ingin membebani putranya. Sejumlah bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh putranya ditolak oleh Margaretha dan suami.

"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," katanya kepada Kompas.com, Kamis (16/8/2018).

Walaupun anaknya telah sukses, Margaretha tak lupa selalu menasihati putra untuk bekerja dengan baik untuk rakyat.

"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik untuk rakyat dan jaga nama baik keluarga," ucapnya.

Salut dan bangga Menanggapi sikap orangtuanya itu, Raymundus mengaku sudah melarang ibunya berjualan asam dan sayur di pasar.

"Saya sudah larang, tapi mama tetap tidak mau karena mama bilang kita sudah tanam di kebun, jadi hasilnya harus dijual," kata Raymundus.

Baca juga:(Video) Permintaan Terakhir Ayah untuk Mengantar Putrinya Menikah Sebelum Meninggal Ini Begitu Mengharukan

Raymundus mengakui bahwa setiap kali ibu berkunjung ke rumahnya, paling lama hanya dua hari, karena ibunya ingin pulang untuk bekerja menanam sayur dan mencari asam serta mengurus sawah.

Hal yang membuat Raymundus salut dengan sikap ibunya adalah setiap kali dia dan anak-anaknya liburan, ibunya sudah menyiapkan uang bagi anak-anaknya untuk membeli buku sekolah.

Raymundus pun bangga dengan kepribadian ibunya yang pekerja keras dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Pelajaran berharga Raymundus merasakan banyak belajar dari kerja keras yang telah diajarkan oleh ibunya, yang ditunjukkan pada dia dan adik-adiknya sejak kecil.

"Kerja keras, kerja tanggung jawab sampai tuntas dan ini pelajaran yang sangat berharga buat diri saya sampai saat ini, saya pegang teguh dalam hidup," ucapnya.

"Mama dalam usia yang sudah 78 tahun, masih tetap kerja kebun dan sawah bersama bapak. Tentu hal yang sangat berharga buat saya. Mereka selalu mengatakan kepada saya bahwa, nikmatilah keringatmu sendiri lebih berharga dan tidak boleh ambil hak orang lain," sambungnya.

Raymundus pun berharap, ibu dan bapaknya tetap sehat dan umur panjang, agar tetap memberikan semangat kepada dia dan anak-anaknya. (Sigiranus Marutho Bere)

(Artikel ini telah tayang di kompas.comdengan judul "Kisah Margaretha Manhitu Masih Jualan Sayur Meski Anaknya Jadi Bupati TTU")

Baca juga:JAS-39 Gripen Swedia: Jet Tempur Mematikan yang Murah, Perawatannya Mudah, dan Bisa Membunuh Apa Saja

Artikel Terkait