Find Us On Social Media :

Kasus Rem Blong yang Menyebabkan Tabrakan Maut di Puncak: Inilah yang Menyebabkan Rem Blong

By Moh Habib Asyhad, Senin, 24 April 2017 | 17:00 WIB

Ilustrasi: res sistem udara

Penggantian parts juga harus dilakukan secara periodik seperti tertera pada buku servis. Misalnya minyak rem dan parts dari karet seperti seal, piston cap, dan slang flexible.

"Terutama pada kampas rem sebagai komponen utama. Setiap 5.000 km harus dilakukan pengecekan," ujar Irwan Supriyono, Executive Officer Service & Part PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI).

Mursal Said, Product Dev. & Engineering Manager PT Foton Mobilindo, menengarai sisi teknologi yang sudah ketinggalan zaman sebagai biang keladi rem blong.

"Kemungkinan besar masih memakai sistem rem air over hydraulic yang memang sangat rentan untuk blong. Sistem ini tidak memiliki proteksi ketika terjadi rem blong," ujarnya kepada Tabloid Otomotif.

Ini berbeda dengan sistem full air S-cam brake yang digerakkan udara yang memang lebih maju teknologinya.

Sistem ini sudah dipakai untuk bus dengan sasis MercedesBenz dan kendaraan keluaraan Eropa lainnya. Sistem ini memungkinkan mobil langsung berhenti ketika terjadi kerusakan pada pengereman baik yang ditimbulkan kemampuan kampas rem yang merupakan komponen utama maupun kebocoran dari oli.

Sistem S-cam brake ini bekerja kalau tekanannya di atas 6 bar. Namun begitu tekanan di bawah 6 bar maka otomatis akan langsung mengunci dengan sendirinya alias berhenti.

S-cam ini memiliki keamanan lebih tinggi karena memakai dua katup dan spring type chamber.

Selain itu kendaraan sekarang juga sudah dilengkapi ABS (anti-lock braking system). Peranti ini merupakan peranti standar kendaraan sesuai dengan Euro 2.